Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Masjid Kami Punya Direktur Utama Penitipan Sandal

3 Januari 2017   20:55 Diperbarui: 13 Januari 2017   10:06 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Titip
Pak Sugeng kini punya jabatan baru. Purnawirawan Polri ini didapuk menjadi Direktur. Bukan sembarang Direktur, tetapi Pak Sugeng diaklamasi menjadi Boss Penitipan Sandal. Ini dia fasilitas baru di Masjid Jami’ An Nur yang berdiri sejak tahun 1962. Selama ini khadimullah masjid menganggap semua orang yang datang ke masjid punya tujuan baik. Namun akhir akhir ini diterima laporan dari jamaah ada yang kehilangan barang bawaan.

Posisi strategis masjid ini yang terletak di KM 20 Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur memang merupakan tempat paling nyaman untuk transit. Menara masjid setinggi 33 meter terlihat dari jauh sehingga para musafir dengan leluasa bisa singgah. Apalagi di halaman depan dan belakang masjid tersedia tempat parkir luas. Itulah sebabnya ketika shalat maghrib banyak jamaah yang mampir sebelum melanjutkan perjalanan menuju kediaman.

Laporan kehilangan sepatu, tas, sandal dan barang berharga lain membuat khadimul berpikir keras bagaimana cara agar maling ini bisa ditangkap. Memang ada monitor CCTV namun alat canggih ini hanya bisa membantu setelah terjadi peristiwa. Walaupun sudah acap diumumkan kepada jamaah musafir agar menjaga barang bawaan masing masing tetap saja terjadi kehilangan. Bisa jadi karena terburu buru maka barang bawaan diletakkan begitu saja.

Fasilitas Baru
Memang kalau ada niat di tambah kesempatan maka kriminal terjadi. Maling spesialis masjid memang licik, menunggu jamaah lengah dengan kecepatan luar biasa mereka telah berlari pergi mengondol barang curian. Ya ketika jamaah sedang khusyu shalat, astaqfirrulah maling beraksi. Selaku khadimul kami meminta maaf kepada jamaah, apa hendak dikata barang sudah ghaib.

Akhirnya berdasarkan usulan beberapa jamaah terutama kaum ibu maka diputuskan menyediakan fasilitas penitipan barang. Kotak sepatu sebenarnya sudah lama tersedia, tetapi lemari ini tidak berfungsi karena tidak ada yang menjaga. Kemudian disepakati lokasi penitipan sepatu, sandal, tas dan lain lain ditempatkan di depan tempat wudhu. Maka dipasanglah meja dan kursi untuk pejabat yang diberi tanggung jawab menerima barang titipan.

Pak Sugeng bersedia menjadi jamaah yang setia menjaga fasilitas penitipan. Guna melengkapi dan memudahkan pekerjaan maka dibuatkan nomor ganda sebagai bukti penitipan. Dipasang pula spanduk besar di bawah meja kerja Pak Sugeng. Di sisi kanan dan kiri kantor terdapat lemari terbuka guna meletakkan barang titipan. Kemudian diatas meja diletakkan kotak amal. Memang penitipan barang ini gratis, tetapi apabila ada jamaah infaq maka sumbangan bisa langsung di masukkan ke kotak amal.

Alhamdulillah dengan kehadiran tempat penitipan barang maka secara otomatis kesempatan maling bisa diminimalisasi. Apalagi posisi kedudukan Pak Sungeng sangat bagus ditinjau dari arah (view point) pemandangan. Dari arah muka dan belakang masjid tempat penitipan barang ini terlihat. Jadi para oknum yang berniat melakukan aksi menjadi keder karena ada seorang penjaga permanen di sana.

Di samping itu Pak Sugeng tetap berada di posisi ketika jamaah sedang menegakkan sholat. Inilah kesempatan emas maling yang hilang untuk melakukan aksi. Pasti ketahuan. Aksi maling, kata Pak Sugeng biasanya akan celingak-celinguk mempelajari situasi sebelum beraksi. Sudah pastilah orang jahat ini tidak menegakkan sholat karena mereka memang berniat untuk maling di Rumah Suci. Astaqfiruullah.

Aman
Kerelaan menunda shalat berjamaah menjadi ladang pahala tersendiri. Syariat ini juga pernah terjadi ketika Rasulullah memimpin perang di medan laga. Sewaktu sebagian umat menegakkan shalat maka ada beberapa asykar yang di tugaskan menjaga. Secara bergantian shalat ditegakkan agar situasi dan kondisi rawan bisa terkendali.

Ternyata fungsi penitipan barang ini menjadi ganda atau malah tripel. Fungsi lainnya secara tak sengaja ketika Pak Sugeng mengusulkan agar diberi tugas tambahan mendistribusikan almanak 2017. Boleh juga inisiatif purnawirawan Polri berusia 66 tahun ini. Jadilah di di belakang meja kerja diletakkan contoh kalender. Ditambah pula dengan tulisan: Infaq Almanak 2017 Rp.10.000,- Alhamdulillah kalender 212 Aksi Bela Islam III laris manis.

Secara tidak langsung Pak Sugeng berfungsi pula sebagai satpam. Betapa tidak? Bersama jamaah lainnya pos penitipan menjadi tempat ngobrol. Secara tidak langsung di masjid selalu ada warga yang berjaga. Bukan soal kebetulan Pak Sugeng bertempat tinggal hanya 30 langkah dari Masjid Jami An Nur, tetapi tekadnya untuk mengabdi di Baitullah sungguh sangat luar biasa. Keberadaan penjaga masjid paling tidak membuat oknum maling mengurungkan niat jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun