Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Jum'at Special Haji Dahlan Bin Affan

26 Februari 2016   09:32 Diperbarui: 26 Februari 2016   10:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="kasidah"]Putra Putri Hajjah Kamsiah dan Haji  Dahlan (dok pribadi)

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Secuplik Kisah HARI JUM’AT BAPAK-KU HAJI DAHLAN BIN AFFAN

Hari Special

Hari Jum’at bagi Bapak-ku adalah hari yang sangat istimewa. Semua kegiatan kesehariannya di hari istimewa itu dihentikan, kecuali ibadah dan ibadah. Bapakku tidak pergi menyiangi ladang, Bapak tidak membersihkan kolam, Bapak tidak keliling kebunnya memetik hasil, dan Bapak tidak pergi kepasar. Kegiatan Beliau konsentrasi full ibadah. Sebenarnya ibadah menyambut hari Jum'at sudah dimulai pada shalat maghrib Kamis malam. Menurut Bapak ; pergantian hari di tahun Hijriah dimulai ketika azan maghrib dikumandangkan, artinya kamis malam sudah termasuk hari jumat. Berbeda dengan hitungan kalender Masehi, dimana pergantian hari dimulai pada pukul 00.00. tengah malam buta.

Shalat berjamaah selalu bapak tegakkan di masjid kampongku yang letaknya agak kearah timur, kira kira 200 meter dari rumah. Mengambil Wudhu dilakukan bapak sebelum berangkat ke Masjid, niat nilai ibadahnya sudah mulai dicatat. Wudhu selalu dilakukan bapak di kolam bawah rumahku. Mengenakan sarung berwarna putih dan baju koko potongan cina kesukaannya serta kopiah hitam agak kecoklatan saking tuanya adalah seragam harian bapak untuk shalat berjamaah di masjid.

Walaupun sudah menunaikan ibadah haji, kopiah putih jarang Bapak kenakan dikepalanya. Sampai sekarang aku tidak tahu alasan Bapak, tapi kata adikku si bungsu Yahya, dia tahu kenapa sebabnya. Ketika kutanya adikku, si pengkor ini mengatakan, bahwa itu adalah rahasia aku dan Bapak berdua, katanya. Nanti akan aku ceritakan suatu waktu kata adikku.

Berjalan kaki menggunakan terompah kulit, Bapak menuju masjid melewati jalan setapak yang dipenuhi rerumputan sepanjang kebunnya yang luas, jalanan miring agak mendaki sedikit . Bapak datang selalu lebih awal, artinya ketika muazin belum mengumandangkan azan maghrib. Bapakku sudah masuk di ruang dalam masjid setelah terlebih dulu mengiinfaq-kan sedikit rezekinya di kotak amal . Selanjutnya Beliau menunaikan shalat sunah tahyatul masjid dan kemudian duduk tenang berdzikir disyaf terdepan, menunggu waktu shalat.

Masjid Pertamina Tempino Jambi

Masjid Al Ikhlas setiap malam Jum’at selepas shalat maghrib menjelang shalat isya berdurasi sekitar 45 menit, di isi dengan kegiatan taklim berupa membaca Surah Yasin. Taklim ini dipimpin oleh Pak Pakih Sutan Bandaro, kemudian ada tauziah singkat dan diakhiri dengan doa doa. Selepas shalat isya, tradisi di masjid jamaah ber sapa - salam-salaman secara berkeliling dan sebelum pulang dua rakaat lagi shalat bada’ isya.

Bapak meninggalkan masjid bersama jamaah lainnya beranjak pulang kerumah ketika alam beranjak kelam, melewati jalan dengan route yang lain dari jalan ketika berangkat. Jalan pulang ini melewati perumahan bagus milik perusahaan minyak dan jalanannya bukan dari aspal tetapi dari tanah yang berwarna merah kecoklatan karena selalu disiram minyak mentah Inilah salah satu kebiasaan Bapak, dengan melalui route jalan pulang pergi berbeda-beda ketika ke Masjid, kata Beliau laporan pencatatan amal kebaikan datang dari 2 malaikat yaitu satu malaikat mencatat di waktu berangkat dan satu malaikat lainnya mencatat ketika pulang dari masjid. Tentunya catatan ke dua malaikat itu dilaporkan ke komputer trliyunan mega bite di lauh mahfuz, Cerdas juga Bapakku, dan pola route ke masjid ini oleh anak dan cucu2 nya terus ditiru agar pahala kebaikan untuk bapak / datuk terus mengalir.

Diusianya yang hampir meranjak 70 tahun, penglihatan bapak masih terang, beliau tidak pernah membawa senter ketika ke masjid seperti yang dilakukan bapak2 lain yang selalu menggenggam lampu bateri itu sebagai suatu kelengkapan orang kampong ketika berjalan malam hari. Dari jauh mamak sudah mendengar terompah Bapak, jalan agak menurun menuju rumahku melewati pepohon durian , pohon jambu, pepohonan kelapa dan pohon-pohon rambutan.

Bapak mengatakan kepadaku bahwa sebelum memasuki rumah dan mengucapkan Assalamualaikum, sebaiknya bacalah terlebih dulu ayat kursi 7 kali. Mengapa tujuh kali ?. Bapak mengajari kami bahwa bentuk bangunan rumah itu ada enam sisi, yaitu atas - bawah, (atap dan pondasi); kiri – kanan (dinding dan dinding) dan depan - belakang,(teras dan dapur) serta bagian dari isi rumah : satu (harta benda). Dengan se izin Allah SWT, ayat kursi itu akan melidungi rumahmu dan rumah tetanggamu disekitarnya dari marabahaya yang datang dari atas, (reruntuhan), dari bawah (longsor, gempa), dari kiri dan kanan ( kebakaran, banjir ) dan dari depan –belakang ( kemalingan dan perampokan) dan isinya terjamin aman. dan terlindungi dari mala petaka lainnya…..
Allah Akbar. Alhamdulillah sampai saat ini rumah di kampongku Insya Allah memang terjaga dari marabahaya dan malapetaka itu, amin.

Bapak masuk rumah lewat pintu " belakang" , karena memang rumah kami ada dua pintu masuknya, satu di depan ada teras dan satu lagi pintu masuk dari belakang yang melalui dapur. Mamak sudah menunggu dengan hidangan makan malam. Menu yang sederhana, yang pasti ada ikan dan lauknya sayur mayur dari kebon sendiri. Mamak ku ahli masak, orang padang asli yang merantau ke Jambi, keistimewaan mamak adalah hampir semua bahan masakannya berasal dari kebon diseputar rumah. Nanti aku ceritakan tentang keahlian Mamak memasak terutama sayur tauco kesukaan anak2 nya.

Meniru Pola Makan Rasulullah

Makan malam biasanya bersama keluarga, Bapak selalu mengingatkan kami untuk membaca Bismillahirrohmannirrohim dan doa sebelum makan. Kalau lupa, diingatkan lagi baca : Bismilahi awalulu wa akhiruhu. Bapak makan tidak banyak sesuai dengan ajuran Rasulullah, Bapak mengamalkan cara makan yang terdiri dari tiga prinsip. Pertama makanlah sewaktu lapar, kedua : berhenti sebelum kenyang dan yang ketiga isi lambung perutmu sepertiga dengan makanan, sepertiga dengan air dan sisanya untuk udara. Kiat pola makan seperti ini menjadikan Bapak sehat walafiat sehingga jarang menderita sakit. Kami anak2nya rakus, semua disantap dan mamak tersenyum melihat lahapnya kami makan, memang masakan mamak enak sekali.

Selesai makan Bapak istirahat sejenak sambil mendengarkan Radio Republik Indonesia (RRI) menunggu warta berita pukul 21.00 wib. Kami belum memiliki Televisi, radio cukuplah untuk mendapatkan berita nasional. Radio kecil itu menggunakan baterai, terkadang suaranya sayup sayup, Bapak mendekatkan telinganya ke Radio mendengarkan dengan saksama warta berita. Setelah itu Bapak kebelakang, berwudhu lagi untuk melaksanakan shalat Tasbih setiap malam jumat. Shalat empat rakat dengan mem baca tasbih subhanallah alhamdulillah wallailahaillah allah akbar 300 kali, setiap rakaat bacaan tasbih 75 kali. Lakukan shalat ini minimal satu kali dalam hidupmu, atau tegakkan setiap malam jum'at kata bapak kepada kami.

Bapak tidur mengenakan piyama sederhana dan selalu tidur dalam posisi miring ke kanan sesuai sunah nabi Muhammad SAW. Posisi miring kekanan setidaknya tidak menekan jantung kita yang letaknya berada disebelah kiri. Sehingga tidur akan lebih nyaman setelah membaca doa sebelum tidur dilengkapi dengan membaca surah ke- 112, 113 dan surah ke 114. Kamar tidur Bapak terletak di bagian tengah-tengah rumah, sedangkan kamar tidur kami bersebelahan, ada 3 kamar lagi dirumah yang berdinding bata separoh dan berdinding papan sampai keatas.

Tahajud

Menjelang subuh atau diakhir sepertiga malam Bapak bangun, meneggakkan shalat tahajud. Sudah terbiasa alarm tubuh Bapak berfungsi dengan sempurna membangunkan nya, Masya Allah....... Shalat tahajud dilaksanakan Bapak delapan rakaat, masing masing 2 rakat satu salam dan ditutup dengan shalat witir 3 rakaat 2 salam. Doa yang panjang, dzikir dan dzikir menunggu waktu berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat subuh.

Fajar belumlah manampakkan dirinya, ketika jendela jendela rumahku sudah dibuka. Udara dingin dan segar menyerbak serta merta keseluruhan ruang depan. Mengejar shalat fajar di masjid, Bapak mulai beringsut melalui route ladangnya. sesungguhnya shalat fajar itu melebihi dunia dan isinya demikian salah satu hadist memberikan motivasi kepada umat islam untuk istiqomah menegakkannya. Terdengar sayup sayup suara qori membaca ayat ayat suci Al Qur'an yang diperdengarkan melalui loud speaker masjid.

Belumlah satu dua jamaah tiba di masjid, Bapak ku selalu mendahului, hanya terlihat marbot masjid yang telah membuka pintu masjid lebar lebar, membersihkan masjid seadanya, mengipas ngipas bulukucing (kemoceng) di seantereo mimbar dan mihrab masjid. Bapak menunaikan shalat Fajar, "Tidak ada nafilah, shalat sunnah, yang sangat dijaga pelaksanaannya oleh Nabi SAW melebihi dua rakaat fajar" (H.R. Bukhari danMuslim) Shalat sunnah fajar atau yang lebih dikenal juga sabagai sunnah Qabliyah Subuh, adalah shalat dua rakaat ketika fajar menyingsing atau sebelum mengerjakan shalat subuh.

Lebih awal ke Masjid

Dua rakaat itu disebut fajar karena dikerjakan diwaktu fajar dan disebut Qabliyah Subuh karena dikerjakan sebelum shalat subuh.Shalat inipun disebut juga ratib atau (min) rawatib karena pelaksanaannya mengikuti shalat fardhu, yaitu shalat subuh. Hadist riwayat Muslim dan Ahmad juga menyebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kedua rakaat itu lebih kusukai dari padadunia dan seisinya". Hal ini karena begitu besarnya fadhilah shalat fajar ini. Bapak duduk tenang berdoa panjang.
Satu persatu jamaah mulai memasuki masjid dan ketika muazin mengumandangkan azan barulah lebih banyak jamaah memasuki masjid. Sesungguhnya shalat subuh itu di saksikan malaikat, catatan absensi itu tercatat akan dibawa malaikat untuk memberikan laporan harian ke hadirat Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Dan(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS.Al-Israa-78). Shalat subuh dihari jumat itu, imam membacakan surat sabihis pada rakaat pertama dan surat alam nashro di rakaat kedua.

Alhamdulillah kewajiban sudah dilaksanakan, Bapakku tidak langsung pulang demikian pula dengan beberapa jamaah sepuh. Berdiam di masjid sampai matahari terbit yang dikenal dengan syuruq. Waktunya sekitar 45 menit dari shalat subuh yang diisi dengan membaca ayat ayat suci al quran. Atau ada juga jamaah yang dzikir. Shalat isyraq, adalah shalat sunnah yang disyariatkan berdasarkan hadist berikut, yang artinya : Dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu beliau berkata: Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa mengerjakan shalatShubuh di masjid dengan berjamaah, lalu dia duduk berdzikir sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahalahaji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya." Bapakku meningalkan masjid ketika sinar matahari menyeripit sedikit di ujung tanah, hari belumlah begitu terang.

 

Hari Jumat Prei Kerja

Seperti pernah aku ceritakan pada bagian pertama, hari Jum’at adalah hari istimewa bagi Bapakku. Tiada kegiatan lain selain ibadah dan ibadah. Sepulang dari shalat subuh, Bapak tinggal saja dirumah, setelah sarapan pagi yang siapkan olek Mamak berupa ubi rebus hasil kebun dan minuman Bapak hanya air putih saja, terkadang minum madu bila sedang ada. Bapak tidak merokok dan minum kopi, tidak pernah satukalipun Bapak merokok atau minum kopi walaupun ditawarkan oleh tuan rumah ketika kami bertandang. Acara sarapan selesai, Bapak berpesan kepada mamak untuk memasak yang enak, ikan emas dan mujahir besar besar pagi ini akan dipancing oleh kakakku Uda Buyung dari balong (kolam ikan) di ujung ladang.

Sebenarnya mamak sudah tahu kebiasaan Bapak setiap hari jumat minta disediakan makanan enak dan pastilah sayur tauco keahlian mamak akan dihidangkan pula. Bapak menuju teras rumah dan bersiap untuk mengaji. Al Qur’an dan terjemahan Mahmud Yunus hadiah Uni Husna Kakak perempuanku yang bekerja sebagai notaris d Bogor. Al Qur’an ini cukup tebal dan Bapak menandai batas bacaannya dengan kertas yang dilipat lipat dan disana tertulis catatan surat, ayat dan juz berapa terakhir yang sudah dibaca. (Al Qur’an ini di hadiahkan beliau kepadaku dan merupakan wasiat yang harus dijaga dan dibaca).

Hampirlah matahari naik seperangah ruang teras rumah sudah disinari langsung matahari, bacaan Bapak selama dua jam lebih mungkin telah mencapai satu juz Al Qur’an. Bapak meletakkan baik baik dan hati hati kitab suci itu di kamarnya dan dengan wudhu yang masih ada Bapak menunaikan shalat Dhuha. Kata mamakku shalat dhuha itu laksanakan paling sedkikit 2 rakaat, baca ayat kursi pada rakaat pertama 10 kali dan Qulhu di rakaat kedua sepuluh kali juga. Insya Allah rezeki yang di atas, bawah, disamping dan dari mana saja akan menghampiri kita tentunya dengan syariat berusaha.

Mamakku memang saudagar tangguh, tapi hari Jum’at tidaklah pergi ke kalangan kampong kampong sebelah. Hari Jum’at kata Bapakku prei. Setelah shalat dhuha, Bapak memotong kuku mulai dari kaki dan tangan, anehnya memotong kuku tidak memakai pemotong kuku modern (?) tapi Bapak menggunakan pisau belati…. Masya Allah beraninya. Semua dibersihkan, janggut dan kumis dipatutpatutkan didepan kaca kecil, diraba raba bapak pipi kulit mukanya untuk memastikan apakah masih ada sehelai rambut yang belum di potong.

Wudhu Bapak

Setelah acara bersih bersih, waktu sudah menunjukkan Pukul 10.30. Bapak bergegas ke balong bawah untuk mengambil air wudhu. Kami punya sumur, airnya bersih namun Bapak tetap saja berwudhu di kolam, katanya air kolam banyak lebih dari mencukupi syariah, air yang banyak akan salling mensucikan.

Baju Koko yang bersih berwarna putih dan kain sarung bugis kecoklatan yang dipakai hanya pada hari jumat merupakan pakaian dinas khusus Jum’at Bapak. Beliau mulai berbicara, Bapak mengatakan kepada kami bahwa "Salat Jum’at itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan secara berjama’ah terkecuali empat golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang yang sakit." (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih) Beliau memanggil kami anak-anaknya untuk siap siap ke masjid,

adikku si bungsu yahya masih saja santai dan Bapak mengajak lagi, tanpa menunggu anak2nya Bapakku berangkat menuju masjid……. "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui." (QS 62: 9)

Khusus dalam melaksanakan shalat Jumat, perjalanan Bapak menuju masjid ternyata melalui route yang khusus, tidak melalui route ladangnya seperti biasa, tetapi melalui jalan yang lebih melingkar dan tentunya lebih jauh. Semakin banyak langkah ke masjid semakin banyak pula dosa dosa kita di ampuni Allah SWT, demikian tutur Ayahandaku yang sangat sholeh ini.

Matahari belumlah sampai dipuncaknya bumi, waktu baru menunjukan pukul 10.30, Bapakku sudah beranjak meninggalkan rumah, sangat awal sekali ya sangat awal sekali bagiku dan saudara saudaraku, tapi itulah Bapak, untuk hal yang satu ini tidak ada kompromi, wajib lebih awal ke masjid di hari istimewa.

Persoalan berangkat ke masjid ini tentunya berbeda dengan cara kami. Aku dan saudara saudaraku baru akan berangkat ke masjid ketika terdengar suara azan Jumat, kami berlari lari menuju masjid, sarung di silangkan di badan terkadang kopiahpun tertinggal, berwudhu di masjid saja.

Mengajak Sholat

Perjalanan Bapak menuju masjid melalui teras depan rumah, melewati satu kolamnya dan jalan menanjak melewati rumah Bapak Kafrawi disebelah kanan dan rumah Bapak Priyono disebelah kiri, sampai diatas jalan mendaki ini tibalah Bapak di perumahan pegawai pertamina : woneng 12 kami menyebutnya. Lanjut belok kanan, jalan lurus landai melewati poliklinik disebelah kanan. Belumlah begitu banyak orang yang ditemukan Bapak ketika perjalanan menuju masjid ini, terutama yang arah sama ke baitullah, hanya beberapa orang saja yang berpapasan, malah arahnya berlawanan dengan Bapak. Ada yang baru pulang dari pasar, ada yang baru pulang dari kantor, anak sekolah dan ibu ibu, tapi setidaknya Bapakku telah memproklamirkan ke khalayak ramai, bahwa hari ini adalah hari Jum’at. Mari ke masjid .

Bapakku sebenarnya sangat pendiam, namun untuk menyapa Assalamualaikum kepada siapapun yang bertemu adalah cara wajib hukumnya, , Setelah menyapa, tentunya disertai dengan bersalaman. Genggaman Salaman ini tidak Beliau lepaskan sebelum orang yang disalami melepaskannya, sembari berucap kata “basa basi” ; apa kabar, itu saja....aneh tapi begitulah Bapakku.

Setelah melewati poliklinik jalan agak menurun terlihat dari atas pasar Tempino yang sudah tua dan hampir roboh. Minyak sudah berkurang dikampong kita ini, demikian kata Pak Etekku Sabirin adik satu satunya Bapak-ku; sehingga perhatian perusahaan minyak untuk perawatan fasilitas umum seperti jalan, sekolah, pasar dan lain lain sudah tidak menjadi prioritas lagi.

Sampailah Bapak disimpang empat, kekiri menuju kota jambi, lurus kebawah menuju arah Palembang dan ke kanan menuju masjid. Masih 150 meter lagi sampai ke masjid setelah melewati disebelah kiri bawah ada balai pertemuan dan bioskop. Balai pertemuan milik pertamina ini, diperuntukan bagi karyawan untuk “ rekreasi”, padahal hanya ada satu saja meja bilyard, tapi tunggu dulu ada hiburan lain, disebelah kirinya ada juga tontonan gratis di gedung bioskop, yang memutar film sekali seminggu, atau sebulan sekali, tergantung.

Shalat Jum'at

Sampailah Bapak di masjid, langsung masuk setelah terlebih dulu membaca doa masuk masjid. Waktu baru menunjukkan pukul 11.00 kurang 5 menit. Kehadiran Bapak di masjid hanya kalah cepat dengan marbot masjid. Bapakku yang kedua dan marbot masjid yang pertama, karena memang khadimullah itu mondok di masjid.

Naskah ini adalah bagian keenam yang bertutur tentang Hari Jum'at hari istimewa bagi Bapak dan juga keluarga besar kami. Naskah disusun sebagai penghormatan dan pengabdian seorang anak kepada kedua orang tua yang telah membesarkan, mendidik dan mencarikan jodoh, kemudian tak putus putusnya mendoakan keselamatan anak-anaknya. Dokumen ini akan abadi di dunia maya, menjadi bukti dunia dan mungkin akherat. Bahwa cinta anak tidak seberapa dibanding cinta dan kasih sayang Mamak dan Bapak membesarkan ke 7 anaknya dalam kondisi perekonomian zaman susah tahun 1950 - 1965.

Bapak telah terlebih dulu sampai di masjid satu satunya milik perusahaan minyak itu di kampongku. Masjid dengan bangunan permanen ini mempunyai menara yang lumayan tinggi dan dengan arsitektur standard layaknya bangunan pemerintah. Masjid tidaklah terlalu besar, bisa menampung sekitar 200 an jamaah, dan ada bagian teras dikiri kanan, tempat kami anak anak berjamaah juga.

Inilah masjid tempat bermainku, tempat kami mencuri curi memukul bedug di siang hari, tempat kami berlajar mengaji setiap malam bada maghrib. Guru ngaji, kami panggil Pak Pakih, seorang bapak setengah tua, berkulit putih bersih, tampan untuk zamannya dan asli 100 persen keturunan minang. Pak Pakih adalah karyawan kantoran, selalu berpenampilan bersih ber kemeja putih lengan panjang dan span biru tua dan Beliau terlihat lebih muda dari umurnya. Tidak seperti buruh minyak lainnya seperti Bapakku yang bekerja di lapangan minyak, kumuh, berseragam kakhi penuh tempelan minyak. Selalu mengenakan topi poryek dan bersepatu boot, kerjanya di bagi 3 shif, bertugas memperbaiki dan merawat boran atau mesin alat jungklak jnagklik yang memompa minyak dari perut bumi.

Satu persatu jamaah mulai berdatangan. Suling tanda berhenti kerja sudah terdengar, menandakan pekerjaan dihentikan dulu, seluruh karyawan boleh pulang untuk menegakkan shalat Jum'at. Kecuali karyawan yang menjaga telephon, menjaga pemacu listrik, air dan petugas pemadam kebakaran serta pasmanin (satpam) yang tidak boleh meninggalkan pekerjaannya. Suling adalah alat komunikasi spesifik di tanah minyak ini, sebagai tanda waktu untuk masuk kerja, pulang kerja dan ketika ramadhan berfungsi juga sebagai tanda waktu berbuka puasa. Suara suling terdengar nyaring dan keras, membahana seantero alam tanah minyak.

Sementara menunggu waktu shalat Jum'at Bapak mengaji, mengulang ngulang membaca surah nomor ke 36, surah yasin. Bapak sangat hapal, di kitab Al Quran yang ada di masjid ini mungkin sudah semuanya beliau sentuh dan baca pada halaman 404. Disebelah Bapak pada shaf pertama kiri dan kanan sudah duduk jamaah, tentunya Bapak mengenal seluruh jamaah di kampong ku ini, bersalaman bertukar sapa sejenak, kemudian masing masing tenggelam dalam alam dzikir.

Seorang Khadimullah masjid maju kedepan mimbar, membacakan tentang jatuhnya waktu shalat jum'at, dan mengumumkan khatib dan Imam yang bertugas. Tak lupa dilaporkan pula laporan keuangan serta kegiatan majelis Taklim mingguan. Khadimullah mengakhiri pengumumannya dengan mengingatkan jamaah untuk mendengarkan khotbah dengan baik baik, duduk tertib, tidak berbicara satu sama lain sambil agak melotot arah pandangannya ke arah anak anak yang masih riuh dan (dalam hatinya mengatakan jamaah jangan ngantuk atau malah tidur). Pemberitahuan mematikan hand phone belum ada pada waktu itu, kalaupun ada, itupun alat komunikasi hanya hanya satu handli talky yang besar dan gemuk milik employyee - staf pimpinan kepala lapangan minyak. Di masjid kami,

Azan dikumandangkan hanya sekali setelah Khatib naik mimbar. Bapakku mengarahkan pandangannya ke arah mimbar, mendengarkan dengan khidmat, apa yang disampaikan oleh Khatib. Pesan Khatib untuk dirinya dan untuk jamaah Jum'at sekalian tentang bertaqwa, : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Surat Al Imran - 102.Khotbah hanya 15 -20 menit sesuai kesepakatan khadimullah, shalat yang harus dipanjangkan, biasanya Imam membaca surat Sabihis pada rakaat pertama dan surat ad dhuha atau al kafirun pada rakaat kedua.

Ajak Jamaah Makan di Rumah

Shalat Jum'at istimewa Shalat Jum'at hari itu telah usai. Semua jamaah bergegas pulang kerumahnya, karena tuntutan dan unjuk rasa dari kaum yang bermukim di kampung tengah. Begitulah istilah orang melayu di kampongku menyebut lapar sebagi kampong tengah, maksudnya perut atau lambung yang berada di tengah tengah badan ini. Menebus rasa lapar dengan makan enak setelah bekerja seharian bagi buruh tambang minyak adalah suatu kenikmatan yang tiada tara.

Warung Mak Kutar Dikampongku ada satu rumah makan saja, rumah makan Mak Kutar, diantara banyak warong kopi lainnya. Rumah makan masakan padang ini kesohor sekali, karena masakan istimewa soup daging yang lezat sekali cita rasanya. Kesohor namanya sampai ke kota Jambi, 27 kilometer dari kampongku. Mungkin ini adalah salah satu dari kebanggaan dari warga kampongku, karena kalau bicara soup , warung Mak Kutar di Tempino Jambi lah ingatan orang tertuju. Nah, Bapak-bapak yang sedang mandah (pekerja tambang bukan orang kampongku) sudah dapat dipastikan seusai shalat Jum'at berrombongan semua langsung menuju ke warung Mak Kutar. Hidangan masakan hari itu sengaja di sediakan lebih banyak dari biasanya, karena selain warga kampong, dari desa sekitar, dan orang jambi serta orang orang oto akan banyak datang menikmati soup daging Mak Kutar.

Lain pula dengan Bapakku. Keunikan dan keistimewaan hari Jum'at bagi Bapakku adalah mengundang siapapun untuk makan siang di rumah selepas menunaikan ibadah shalat Jum'at. Kebiasaan ini rujukannya adalah kebiasaan Nabi Ibrahim yang mengundang ratusan bahkan ribuan jamaah untuk makan bersama. Minimal satu orang saja atau lebih yang diajak Bapak mampir kerumah, dan tentunya mamak sudah menyediakan makanan istimewa untuk hidangan hari itu. Sudah dipastikan ada ikan mujahir yang digulai dengan taauco, salah satu favourit kegemaran bapak dan keluarga besar kami.

Bapak sudah sampai dirumah, hari itu Bapak berhasil mengundang 2 orang jamaah shalat jumat untuk di ajak makan siang. Pak Djamin seorang buruh tani asal Bengkulu dan Pak Amri pensiunan karyawan perusahaan minyak. Bapakku orangnya memang pendiam, tetapi kalau dalam acara undang dan mengundang makan adalah bicara ramah dari Bapak walau agak kaku sedikit, untunglah ada Mamak ku asli minangkabau yang berciloteh banyak menyegarkan suasana. Gulai taucoo Gulai ikan taucoo ini sedap sekali rasanya, sampai kini, ketika kami mendawamkan silaturahmi routine keluarga besar Bunda Hj. Kamsiah di Bogor, anak cucu Mamak coba coba memasak dan menghidangkan masakan yang sama, walaupun kelezatannya tidak bisa menandingi olahan racikan ibunda tercinta.

" Ayolah angku, tambuahlah ciek, jan malu malu. Hidangan nanko sangajo ambo buek untuak angku angku sadonyo. Cubolah gulai touco tu.." hehehehe. Mamak terus saja berciloteh seperti yang mamak lakukan ketika menawarkan dagangannya ditoko kelontong Pasar Tempino, atau di pasar mingguan di Sungai Landai, Pelempang dan di Sungai Penuh. Memang lahap sekali makan hari itu, ketika perut sedang lapar. " Santapan jasmani lebih enak dilakukan setelah santapan rohani " , begitu bapak menjelaskan ke tamu istimewanya hari itu. Pencuci mulut sudah tersedia pula, pisang ambon besar besar dan gemuk hasil kebon.
Alhamdulillah, acara makan sudah usai. Tidak merokok dan minum kopi.

" Pindahlah duduak di barando," kecek mamak. Bapak mengajak tamunya ke beranda teras rumah, duduk santai, dibuai hembusan angin sepoi sepoi bersemburan halus memasuki teras rumah dari sela sela rerimbunan pepohonan kebun. Bapak tidak merokok, tetapi Beliau senang saja ketika Pak Djamin mengeluarkan rokok kansas dari sakunya sedang Pak Amri mengansurkan rokok commodore ke Bapak. Dengan senyum khasnya Bapak ku menolak halus, " ambo indak maisok, tarimo kasiah banyaak, silahkan angku, ndak baa baa do."

Eh Mamakku datang lagi meyerbu ke teras rumah, membawa kopi panas dan ubi rebus. " Nah iko lamak bana, kopi angek jo roti gambus (begitu orang kampungku menyebut ubi rebus) " Cubolah, sambi ma ota ota (ngobrol maksudnya). Apak juga tidak minum kopi. Sehat sampai di usia 80 tahun. Bapak mengucapkan terima kasih atas kehadiran tamunya, Beliau mengantarkan pak Djamin dan Pak Amri sampai di tanjakan rumah, mengucapkan salam dan bersalaman. Entah siapa lagi yang akan Bapak undang makan siang selepas Jum'at minggu depan, tentunya jamaah yang lain pula.

Penghormatan  Kepada Ibunda dan Ayahanda

Selesailah hari istimewa Bapakku. Jum'at istimewa setiap minggunya. Mempersiapkan diri sejak kamis sore sampai ke Jum'at selepas shalat Asar. Sebagai penghormatan takzim kepada Almarhum Ayahanda Haji Dahlan Bin Affan, tradisi ini kami tiru dan teruskan, walaupun dalam susana yang berbeda, kehidupan tradisional kampung dengan polah tingkah orang kota.
Mengudang makan selepas shalat jum'at teman sekantor dan saudara kami lakukan juga namun bukan dirumah tetapi di restoran padang. Penghormatan dan pengabdian

Alhamdulillah, 7 episode tulisan tentang Hari Jum'at Bapakku telah selesai.  Dokumentasi di dunia maya ini akan abadi. Insya Allah terbawa ke alam akherat untuk dipersembahkan kepada Mamak dan Bapak tercinta. Penghormatan dari seorang anak yang telah dibesarkan dengan susah payah, dalam kondisi ekonomi yang sulit, menyebabkan Bapak dan Mamak bekerja keras membanting tulang mendidik, membesarkan menyekolahkan anak anaknya.

Ucapan syukur tak terhingga dan ungkapan terima kasih di sampaikan hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah men takdirkan kami dilahirkan dari seorang Ibu yang sabar - gesit dan ulet dan dari seorang Ayah yang sangat sholeh.....amin ya rabbal alamin.

Almarhum Ayahanda Haji Dahlan Bin Affan dan Almarhumah Ibunda Hj, Kamsiah Binti Sutan Mahmud, dimakamkan di TPU Kebun Pedes Bogor, Jawa Barat

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

H Thamrin Dahlan Bin Affan

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun