Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Jum'at Special Haji Dahlan Bin Affan

26 Februari 2016   09:32 Diperbarui: 26 Februari 2016   10:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampailah Bapak di masjid, langsung masuk setelah terlebih dulu membaca doa masuk masjid. Waktu baru menunjukkan pukul 11.00 kurang 5 menit. Kehadiran Bapak di masjid hanya kalah cepat dengan marbot masjid. Bapakku yang kedua dan marbot masjid yang pertama, karena memang khadimullah itu mondok di masjid.

Naskah ini adalah bagian keenam yang bertutur tentang Hari Jum'at hari istimewa bagi Bapak dan juga keluarga besar kami. Naskah disusun sebagai penghormatan dan pengabdian seorang anak kepada kedua orang tua yang telah membesarkan, mendidik dan mencarikan jodoh, kemudian tak putus putusnya mendoakan keselamatan anak-anaknya. Dokumen ini akan abadi di dunia maya, menjadi bukti dunia dan mungkin akherat. Bahwa cinta anak tidak seberapa dibanding cinta dan kasih sayang Mamak dan Bapak membesarkan ke 7 anaknya dalam kondisi perekonomian zaman susah tahun 1950 - 1965.

Bapak telah terlebih dulu sampai di masjid satu satunya milik perusahaan minyak itu di kampongku. Masjid dengan bangunan permanen ini mempunyai menara yang lumayan tinggi dan dengan arsitektur standard layaknya bangunan pemerintah. Masjid tidaklah terlalu besar, bisa menampung sekitar 200 an jamaah, dan ada bagian teras dikiri kanan, tempat kami anak anak berjamaah juga.

Inilah masjid tempat bermainku, tempat kami mencuri curi memukul bedug di siang hari, tempat kami berlajar mengaji setiap malam bada maghrib. Guru ngaji, kami panggil Pak Pakih, seorang bapak setengah tua, berkulit putih bersih, tampan untuk zamannya dan asli 100 persen keturunan minang. Pak Pakih adalah karyawan kantoran, selalu berpenampilan bersih ber kemeja putih lengan panjang dan span biru tua dan Beliau terlihat lebih muda dari umurnya. Tidak seperti buruh minyak lainnya seperti Bapakku yang bekerja di lapangan minyak, kumuh, berseragam kakhi penuh tempelan minyak. Selalu mengenakan topi poryek dan bersepatu boot, kerjanya di bagi 3 shif, bertugas memperbaiki dan merawat boran atau mesin alat jungklak jnagklik yang memompa minyak dari perut bumi.

Satu persatu jamaah mulai berdatangan. Suling tanda berhenti kerja sudah terdengar, menandakan pekerjaan dihentikan dulu, seluruh karyawan boleh pulang untuk menegakkan shalat Jum'at. Kecuali karyawan yang menjaga telephon, menjaga pemacu listrik, air dan petugas pemadam kebakaran serta pasmanin (satpam) yang tidak boleh meninggalkan pekerjaannya. Suling adalah alat komunikasi spesifik di tanah minyak ini, sebagai tanda waktu untuk masuk kerja, pulang kerja dan ketika ramadhan berfungsi juga sebagai tanda waktu berbuka puasa. Suara suling terdengar nyaring dan keras, membahana seantero alam tanah minyak.

Sementara menunggu waktu shalat Jum'at Bapak mengaji, mengulang ngulang membaca surah nomor ke 36, surah yasin. Bapak sangat hapal, di kitab Al Quran yang ada di masjid ini mungkin sudah semuanya beliau sentuh dan baca pada halaman 404. Disebelah Bapak pada shaf pertama kiri dan kanan sudah duduk jamaah, tentunya Bapak mengenal seluruh jamaah di kampong ku ini, bersalaman bertukar sapa sejenak, kemudian masing masing tenggelam dalam alam dzikir.

Seorang Khadimullah masjid maju kedepan mimbar, membacakan tentang jatuhnya waktu shalat jum'at, dan mengumumkan khatib dan Imam yang bertugas. Tak lupa dilaporkan pula laporan keuangan serta kegiatan majelis Taklim mingguan. Khadimullah mengakhiri pengumumannya dengan mengingatkan jamaah untuk mendengarkan khotbah dengan baik baik, duduk tertib, tidak berbicara satu sama lain sambil agak melotot arah pandangannya ke arah anak anak yang masih riuh dan (dalam hatinya mengatakan jamaah jangan ngantuk atau malah tidur). Pemberitahuan mematikan hand phone belum ada pada waktu itu, kalaupun ada, itupun alat komunikasi hanya hanya satu handli talky yang besar dan gemuk milik employyee - staf pimpinan kepala lapangan minyak. Di masjid kami,

Azan dikumandangkan hanya sekali setelah Khatib naik mimbar. Bapakku mengarahkan pandangannya ke arah mimbar, mendengarkan dengan khidmat, apa yang disampaikan oleh Khatib. Pesan Khatib untuk dirinya dan untuk jamaah Jum'at sekalian tentang bertaqwa, : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Surat Al Imran - 102.Khotbah hanya 15 -20 menit sesuai kesepakatan khadimullah, shalat yang harus dipanjangkan, biasanya Imam membaca surat Sabihis pada rakaat pertama dan surat ad dhuha atau al kafirun pada rakaat kedua.

Ajak Jamaah Makan di Rumah

Shalat Jum'at istimewa Shalat Jum'at hari itu telah usai. Semua jamaah bergegas pulang kerumahnya, karena tuntutan dan unjuk rasa dari kaum yang bermukim di kampung tengah. Begitulah istilah orang melayu di kampongku menyebut lapar sebagi kampong tengah, maksudnya perut atau lambung yang berada di tengah tengah badan ini. Menebus rasa lapar dengan makan enak setelah bekerja seharian bagi buruh tambang minyak adalah suatu kenikmatan yang tiada tara.

Warung Mak Kutar Dikampongku ada satu rumah makan saja, rumah makan Mak Kutar, diantara banyak warong kopi lainnya. Rumah makan masakan padang ini kesohor sekali, karena masakan istimewa soup daging yang lezat sekali cita rasanya. Kesohor namanya sampai ke kota Jambi, 27 kilometer dari kampongku. Mungkin ini adalah salah satu dari kebanggaan dari warga kampongku, karena kalau bicara soup , warung Mak Kutar di Tempino Jambi lah ingatan orang tertuju. Nah, Bapak-bapak yang sedang mandah (pekerja tambang bukan orang kampongku) sudah dapat dipastikan seusai shalat Jum'at berrombongan semua langsung menuju ke warung Mak Kutar. Hidangan masakan hari itu sengaja di sediakan lebih banyak dari biasanya, karena selain warga kampong, dari desa sekitar, dan orang jambi serta orang orang oto akan banyak datang menikmati soup daging Mak Kutar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun