Diusianya yang hampir meranjak 70 tahun, penglihatan bapak masih terang, beliau tidak pernah membawa senter ketika ke masjid seperti yang dilakukan bapak2 lain yang selalu menggenggam lampu bateri itu sebagai suatu kelengkapan orang kampong ketika berjalan malam hari. Dari jauh mamak sudah mendengar terompah Bapak, jalan agak menurun menuju rumahku melewati pepohon durian , pohon jambu, pepohonan kelapa dan pohon-pohon rambutan.
Bapak mengatakan kepadaku bahwa sebelum memasuki rumah dan mengucapkan Assalamualaikum, sebaiknya bacalah terlebih dulu ayat kursi 7 kali. Mengapa tujuh kali ?. Bapak mengajari kami bahwa bentuk bangunan rumah itu ada enam sisi, yaitu atas - bawah, (atap dan pondasi); kiri – kanan (dinding dan dinding) dan depan - belakang,(teras dan dapur) serta bagian dari isi rumah : satu (harta benda). Dengan se izin Allah SWT, ayat kursi itu akan melidungi rumahmu dan rumah tetanggamu disekitarnya dari marabahaya yang datang dari atas, (reruntuhan), dari bawah (longsor, gempa), dari kiri dan kanan ( kebakaran, banjir ) dan dari depan –belakang ( kemalingan dan perampokan) dan isinya terjamin aman. dan terlindungi dari mala petaka lainnya…..
Allah Akbar. Alhamdulillah sampai saat ini rumah di kampongku Insya Allah memang terjaga dari marabahaya dan malapetaka itu, amin.
Bapak masuk rumah lewat pintu " belakang" , karena memang rumah kami ada dua pintu masuknya, satu di depan ada teras dan satu lagi pintu masuk dari belakang yang melalui dapur. Mamak sudah menunggu dengan hidangan makan malam. Menu yang sederhana, yang pasti ada ikan dan lauknya sayur mayur dari kebon sendiri. Mamak ku ahli masak, orang padang asli yang merantau ke Jambi, keistimewaan mamak adalah hampir semua bahan masakannya berasal dari kebon diseputar rumah. Nanti aku ceritakan tentang keahlian Mamak memasak terutama sayur tauco kesukaan anak2 nya.
Meniru Pola Makan Rasulullah
Makan malam biasanya bersama keluarga, Bapak selalu mengingatkan kami untuk membaca Bismillahirrohmannirrohim dan doa sebelum makan. Kalau lupa, diingatkan lagi baca : Bismilahi awalulu wa akhiruhu. Bapak makan tidak banyak sesuai dengan ajuran Rasulullah, Bapak mengamalkan cara makan yang terdiri dari tiga prinsip. Pertama makanlah sewaktu lapar, kedua : berhenti sebelum kenyang dan yang ketiga isi lambung perutmu sepertiga dengan makanan, sepertiga dengan air dan sisanya untuk udara. Kiat pola makan seperti ini menjadikan Bapak sehat walafiat sehingga jarang menderita sakit. Kami anak2nya rakus, semua disantap dan mamak tersenyum melihat lahapnya kami makan, memang masakan mamak enak sekali.
Selesai makan Bapak istirahat sejenak sambil mendengarkan Radio Republik Indonesia (RRI) menunggu warta berita pukul 21.00 wib. Kami belum memiliki Televisi, radio cukuplah untuk mendapatkan berita nasional. Radio kecil itu menggunakan baterai, terkadang suaranya sayup sayup, Bapak mendekatkan telinganya ke Radio mendengarkan dengan saksama warta berita. Setelah itu Bapak kebelakang, berwudhu lagi untuk melaksanakan shalat Tasbih setiap malam jumat. Shalat empat rakat dengan mem baca tasbih subhanallah alhamdulillah wallailahaillah allah akbar 300 kali, setiap rakaat bacaan tasbih 75 kali. Lakukan shalat ini minimal satu kali dalam hidupmu, atau tegakkan setiap malam jum'at kata bapak kepada kami.
Bapak tidur mengenakan piyama sederhana dan selalu tidur dalam posisi miring ke kanan sesuai sunah nabi Muhammad SAW. Posisi miring kekanan setidaknya tidak menekan jantung kita yang letaknya berada disebelah kiri. Sehingga tidur akan lebih nyaman setelah membaca doa sebelum tidur dilengkapi dengan membaca surah ke- 112, 113 dan surah ke 114. Kamar tidur Bapak terletak di bagian tengah-tengah rumah, sedangkan kamar tidur kami bersebelahan, ada 3 kamar lagi dirumah yang berdinding bata separoh dan berdinding papan sampai keatas.
Tahajud
Menjelang subuh atau diakhir sepertiga malam Bapak bangun, meneggakkan shalat tahajud. Sudah terbiasa alarm tubuh Bapak berfungsi dengan sempurna membangunkan nya, Masya Allah....... Shalat tahajud dilaksanakan Bapak delapan rakaat, masing masing 2 rakat satu salam dan ditutup dengan shalat witir 3 rakaat 2 salam. Doa yang panjang, dzikir dan dzikir menunggu waktu berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat subuh.
Fajar belumlah manampakkan dirinya, ketika jendela jendela rumahku sudah dibuka. Udara dingin dan segar menyerbak serta merta keseluruhan ruang depan. Mengejar shalat fajar di masjid, Bapak mulai beringsut melalui route ladangnya. sesungguhnya shalat fajar itu melebihi dunia dan isinya demikian salah satu hadist memberikan motivasi kepada umat islam untuk istiqomah menegakkannya. Terdengar sayup sayup suara qori membaca ayat ayat suci Al Qur'an yang diperdengarkan melalui loud speaker masjid.
Belumlah satu dua jamaah tiba di masjid, Bapak ku selalu mendahului, hanya terlihat marbot masjid yang telah membuka pintu masjid lebar lebar, membersihkan masjid seadanya, mengipas ngipas bulukucing (kemoceng) di seantereo mimbar dan mihrab masjid. Bapak menunaikan shalat Fajar, "Tidak ada nafilah, shalat sunnah, yang sangat dijaga pelaksanaannya oleh Nabi SAW melebihi dua rakaat fajar" (H.R. Bukhari danMuslim) Shalat sunnah fajar atau yang lebih dikenal juga sabagai sunnah Qabliyah Subuh, adalah shalat dua rakaat ketika fajar menyingsing atau sebelum mengerjakan shalat subuh.