Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Film "12 Menit": Kepiawaian Mengelola 4 Konflik

28 Januari 2014   10:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_292573" align="aligncenter" width="540" caption="Kompasianer dengan Titi Rajo Bintang Pemeran Rene di Film 12 menit (dok. Rahab Ganendra)"][/caption] Menyaksikan tayangan Film "12 menit"  serasa durasi 120 menit seperti 12 menit. Biasanya ketika menonton film produksi dalam negeri,  penonton  sudah bisa menduga ending, namun di film yang mengambil lokasi di kota Bontang ini mampu  membawa jiwa penonton tergoyang oleh kejutan demi kejutan.   Paling tidak ada 4 konflik yang diramu secara manis oleh sutradara sehingga penyajian cerita tidak terasa monoton. Konflik yang terjadi dalam mengejar cita cita menjadi juara nasional marching band dari suatu kota kabupaten melibatkan lintas budaya, lintas pendidikan dan lintas etnis serta lintas emosional.  Casting pelakon nampaknya memenuhi sasaran, kemampuan meng ekspresikan peran berada dalan jalur bergelombang sehingga mampu membawa penonton seolah terlibat dalam konflik konflik tersebut. [caption id="attachment_292574" align="aligncenter" width="542" caption="Orang Jepang memang Ruuuaaarrr biasa (dok. Rahab Ganendra)"]

1390889705165061160
1390889705165061160
[/caption] Sebut saja konflik pelatih marching band yang diperankan secara apik oleh Titi Rajo Bintang dengan manajer.  Sang manejer terkejut ketika mendapat jawaban dari pelatih bahwa kesuksessan tim ini ada pada kita bukan pada saya.  Kata  kita itulah yang membuat adegan demi adegan mengalir dengan lancar ditingkahi oleh konflik konflik lainnya.  Sikap profesional pelatih dan manajer patut dibanggakan walaupun  sebenarnya ada story pencintaan di antara mereka. Konflik antar budaya yang sangat menarik diamati adalah antara sang ayah dengan ibu dan anak.  Seorang Ayah berketurunan Jepang   penuh   sikap disiplin sementara putrinya dengan peran sebagai dirigen marching band yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk berlatih.  Beberapa kali penonton berdecak kagum atas kepiawaian sutradara mengelola konflik antar sang ayah Jepang dengan Ibu dan anak nan santun penurut namun berkeinginan besar membela groupnya.  Sang ayah tetap kekeh dengan pendirian anak harus belajar dan belajar  walaupun sang putri  mempunyai prestasi luar biasa baik di kelas maupun di ekstra kurikuler.  Puncak konflik itu terjadi ketika sang putri  harus memilih antara mengikuti olympiade fisika atau meminpin marching band berlomba di ibukota. Konflik antar keluarga terjadi antara seorang anak dengan ibunya dan seorang putra dengan sang ayah. Keterbatasan pancaindera dan keterbatasan kesehatan seorang ayah menghentak hentakan jantung penonton ketika surprise demi surprise di temukan selama menyaksikan film 12 menit. Ada baiknya anda menyaksikan film 12 menit bersama keluarga tercinta.   Disana anda akan mendapatkan sesuatu yang bernilai dalam pembentukan karakter bangsa.  Sesungguhnya benturan benturan budaya  tidak bisa dihindari namun .  kemampuan mengelola benturan secara manis dengan   tetap mempertahankan pendirian ternyata sungguh sangat nikmat dirasakan . [caption id="attachment_292551" align="aligncenter" width="533" caption="Kompasianer Maria Marghareta, Mas Wahyu, Om Rahab Ganendra, TD melepas lelah sejenak di rest festival pasca nonoton gratis film 12 menit. (dok. Rahab Ganendra)"]
13908828101433998590
13908828101433998590
[/caption] Terakhir tentu saja penilaian harus diberikan secara objektif oleh 20 kompasianer yang diberi hadiah nonton gratis oleh Om Admin di Cinema XXI Epicentrum Walk Rasuna Said.  Mbak Maria Margaretha menanyakan,  apabila anda di berikan angka maksimal 5 berapa nilai yang anda berikan untuk Film 12 menit.   Awak serta merta menjawab : 4.  MasWahyu kompasianer  Kuala Lumpur memberikan nilai  4.  Sobat Rahab Ganendra memberikan angka 3-4 sedangkan  Ibu guru kita Mbak MM memberikan angka 4.  Yes sembari menikmati dinginnya malam Jakarta di resto bakso pasar festival kami undur diri sementara jam di dinding telah berada di posisi 30 menit menjelang tanggal 28 Januari 2014. *********** Salam salaman PenasehapenakawanpenasaraN Jakarta, 28 Januari 2014 [TD] **********

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun