Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seberapa Banyak Kita Telah Men-Justifikasi Kebijakan Jokowi

22 Januari 2015   04:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:38 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14218492051120915360

[caption id="attachment_347404" align="aligncenter" width="345" caption="sumber : silenceraloner.wordpress.com"][/caption]

wajar saja presiden

presiden kita

apapun pendapat yang keluar dari mulut sang boss, adalah kebenaran
walaupun hati nurani menjerit
walaupun penelaahaan ilmah menentang pendapat boss
namun, mem benar - benar kan boss adalah suatu kewajiban
di cari cari dasar hukum untuk pembelaan pembenaran kebijakan boss
di paksakan referensi ilmiah
inikah justifikasi

disini kita berjustifikasi

mulai dari menunjuk menteri

kemudian tiga kartu sakti

kebijakan menaikkan harga bbm

dan kemudian menurunkan kembali

menetapkan calon tunggal kapolri

menunjuk anggota wantimpres

semua berbuntut kontroversi

dan kemudian para menteri

berlomba men justifikasi setiap kebijakan Jokowi

terakhir  ketika para pembantu kewalahan melawan arus perlawanan

keluarlah kata sakti

kebijakan itu hak preogratif presiden

haruskah berbuat begitu, tuan dan nyonya ?
justifikasi
kalau begitu, ….tugas tuan berubah menjadi Mr. Justifikasi
atau, sebenarnya Tuan lebih mencintai dirimu sendiri
dari pada mencintai si boss
krna’ tuan mencintai kedudukanmu , begitu bukan ?
ngak peduli, apakah itu melacurkan pendapat   sendiri

apakah ini sikap pembela kekaburan
men justifikasi
mem benar benar kan
dan,... korban selalu dan selalu saja rakyat kecil

dimana jiwa juangmu dulu, tuan
dimana jiwa ideal mu dulu
ketika berteriak keras membela rakyat
dimana kuburan idealisme

timbangan itu telah  berat sebelah

berat kepada kepentingan jokowi

dan juga kepentingan pribadi

ntuk mengamankan kursi

luntur lah sudah
ya
kau sudah berubah,…..

atau mungkin untuk itukah engkau di gaji……….

Salam salaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun