"Dia cerita?" aku mencoba bertanya balik. Menyembunyikan rasa maluku.
"Ya."
Kali ini aku tak dapat menahan diri, kutempeleng kepalaku sendiri. Plak! Celaka.
"Ya, ya. Gitulah. Malah kemudian dia kusuruh membersihkan kamarku."
"Ha!"
"Kenapa? Dia kan room service eh, karyawan sini, kan? Ya sebagai hukumannyalah."
Kulihat Titin tidak nyaman. Galau.
"Waduh kurang ajar dia kalau cerita yang nggak-nggak. Apalagi kalau dibalik-balikin, diputar balik."
"Nggak. Dia nggak bakal berbuat seperti itu. Apalagi kepada tamunya."
Aku senang juga mendengarnya. Hanya aku menjadi iseng.
 "Kalau begitu, aku mau ke kebun sana. Akan kutegur dia. Di mana alamatnya?"