Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(RTC) Pertemuan Dua Hati di Pantai Pandeglang

16 Januari 2019   23:13 Diperbarui: 16 Januari 2019   23:39 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita tunggu Ayah."

"Ya, kita tunggu Ayah, Mak." Iis masih mengudap tanpa gairah mie seduhan Emak.

Pagi itu demikian sunyi. Menunggu ayah pulang dari bekerja di Malaysia, lebih membuatnya semakin sunyi hati Iis.

Tak ada yang bisa dikerjakan Iis. Sama seperti yang lain. Ingatannya akan kejadian semalam. Ketika sedang menonton tivi dan datang gemuruh air. Dan selanjutnya tak diketahui. 

Hingga ia dan emak melewatkan malam dengan dingin mencekam. Di bukit untuk mengikuti seruan orang-orang yang tak dimengerti baginya yang sudah kelas satu SMP. Tak ada pelajaran yang pernah dipelajarinya. Kecuali kepanikan, dan hanya berlari dan berlari ke tempat yang lebih tinggi.

"Tsunami itu apa sih, Is?" tanya emak sambil duduk di samping anaknya yang telah menghabiskan semangkuk plastik mie instan.

Iis menelan ludah.

"Kalau nggak tau, ya sudah. Emak hanya bingung...."

Iis mengelus punggung tangan emak yang gosong oleh sengat matahari dan seperti kebanyakan orang pantai. Ditambah kesehariannya berjualan mie dan makanan murah untuk mereka yang datang ke warung seadanya. Jika hari-hari biasa, orang-orang yang bekerja di sekitar pantai Labuan. Kadang, sesekali orang berpakaian bagus orang kota. Dengan bahasa yang berbeda dengan orang-orang sekitar pantai indah saat senja datang.

"Ini semua tujuh ribu, Dik?" tanya wanita sebaya saat mengacungkan uang lembaran sepuluh ribu.

"Ya, Kak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun