"Kan ada aku, Bang ...."
Sebuah tangan berada di pundak kiriku. Mengaliri seluruh tubuhku kemudian. Dan berhenti di ulu hati. Clep.
"Aku lagi bersama Walikota...kerja."
Aku tak perlu menoleh. Membiarkan tangannya dilepas, dan ia duduk di kursi depanku.
"Aku pesankan secangkir lagi, ya? Kata Ika Abang gelisah. Setelah menghabiskan secangkir ...."
Aku memejamkan mata.
"Ini aku, Bang."
Aku mengangguk.
"Yang kautunggu-tunggu... seperti dipantau Ika," katanya. "Biar dia dengan hasrtanya berfoto bersama ...."
Aku menghembuskan nafas.
"Abang mau kan memotretku?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!