BISA disebut, Afi meteor garden. Melejit hingga puncak selepas SMA-nya sekarang. Sampai bisa berselfie dengan Presiden, dan menjadi newsmaker dadakan. Juga berkait dengan Hari Lahirnya Pancasila.
Apa penyebabnya ia sampai menjadi buah bibir? Tentulah buah tulisannya. Ya, ini yang mengelitik saya, yang mencumbui teks dua kali usianya -- tiga puluh lima tahun lebih. Sejak menulis fiksi, menjadi insan pers dan sekarang menggawangi KutuBuku di Kompasiana.
Bekal tulisan itu apa? Bahasa. Itu yang paling penting, sehingga Afi bisa mempengaruhi banyak orang. Termasuk pro-kontranya kemudian ketika ia disebut plagiator. Syifa salah satu kolega saya di Kompasiana menuliskan dengan bahasa yang santun, dan bahkan ia berulangkali meminta kepada orang-orang yang berkomentar di tulisannya untuk tak menghakimi yang bersangkutan.
Jika kekuasaan membawa orang pada arogansi.
Puisi mengingatkan kita akan keterbatasan manusia.
Jika kekuasaan mempersempit kepedulian kita,
puisi mengingatkan mereka
akan kaya dan beraragamnya eksistensi manusia.
Jika kekuasaan kotor, puisi membersihkannya.
John F. Kennedy
Klop dengan tulisan Syifa yang mengulik tulisan Afi dengan tajuknya: Afi Sayang, Kenapa Bongkar Pasang Puisi Orang. Lebih-lebih Syifa bias menulis puisi dengan baik -- kalau tidak disebut puisinya bagus, indah dan diksinya hebat.
Seperti kemudian kita tahu, Afi seperti menikmati dirinya menjadi bintang. Ada yang menyebut, ketika ada yang memuji, dibalasnyalah komen itu di FBnya. Sebaliknya, ketika orang mengkritiknya, dibiarkan. Pun ketika tulisan Syifa yang mampir dan delink-an ke FBnya. Tak bergeming ia di sana, di singgasananya.
Baiklah. Afi tak bersedia menjawab komen-komen yang sesungguhnya menjadi "biasa saja" di dunia medsos era kekinian. Pertanyaannya, apakah ia akan teruji oleh waktu -- yang membawanya ke tingkat popularitas sekarang? Â Dengan apa? Ya, tulisan-tulisannya, tentu. Tulisan berikut yang tak lain buah pemikiran dan perenungan seorang remaja yang konon melahap bacaan serius.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H