Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Jasa Heri

19 Februari 2017   07:05 Diperbarui: 19 Februari 2017   10:18 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Dia cucu Nenek Kusti, Bu Sari,” Ahmad menjelaskan.

“Iya. Dia sedang berlibur di sini, Bu Sari,” tambah gimin, merasa tidak enak. Meski ia setuju dengan temannya dari Semarang itu.

“Ndak bisa!” sungut Bu Sari. “Kecil-kecil kok sudah pintar memfinah.”

“Ndak begitu maksudku, Bu ….”

“Aaaah, sudah! Kamu ndak jadi gula juga ndak apa-apa.”

Heri jadi bingung. Jadi serba salah, namun ia hendak member penjeleasan yang yang benar.

“Begini, Bu. Menurut yang say abaca di Koran, kalau ada makanan dan minuman yang sudah lewat batas pemakaiannya. Seperti juga susu yang akan dibeli Goni itu, Bu. Karena bulan dan tahunnya sudah lewat.”

Bu Sari diam.

“Sebaiknya, susu itu jangan dijual.”

“Rugilah, saya.”

Heri garuk-gark kepala. Ahmad, Gimin dan Goni ikut bingung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun