Aku mengutuk. Tapi kenapa aku membuka akun jejaring, dan muncul wanita berdada membusung yang menggoda itu lagi. Apa maksudnya dengan ajakan telolet itu?
“Kalau ya, kenapa?”
“Kita ketemuan, dan kita telolet ....”
Aku tampar dijadatku sediri. Plak, plak!
“Aku benar-benar tolol ....et!” ketikku, meluncur begitu saja.
“Ndaklah.”
“Ndak maksudmu? Kamu Jawa, ya?”
“Hahaha ... memang ndak ada wanita Jawa berdada besar?”
Kian tolol saja aku dengannya. Aku mengerti kini apa itu telolet. Sebuah ajakan dari seorang wanita berdada besar. Tak berarti berjiwa besar, agaknya. Kecuali ingin melewatkannya bersamaku di kasur. Oh, spring bed, mungkin.
“OK. Kita teloletan.”
“Asyiiiik ...!”