Ceritaminggupagi 7
Jalan dengan pohon-pohon besar berdiri seperti raksasa itu diam. Tak bergeming. Sementara makhluk mungil di sampingku terus meringkik sejak di ujung timur Jalan Merdeka sejak kami bertemu di TB Gramedia.
“Bisakah kau hentikan barang sejenak tawamu yang ....”
“Apa?”
“Kok menantang sih?”
“Nggak berani?”
Tanganku kuulurkan untuk meraih ujung lengan kirinya yang berjari lima lentik itu. Ia mengangkat cepat sehingga terhindar dari cekalan telapak tanganku.
“Kenapa?”
Ia tak menjawab. Hanya sebentar celingak-celinguk, dan melanjutkan langkahnya dengan sedikit menunduk. Hingga rambutnya jatuh, dan dengan sigap dibenahinya. Lalu disisirnya dan dikebelakangkan di telinganya. Ada giwang di telinganya berkilat.
“Kenapa aku nggak boleh menggandengmu?”
Ia menunduk seraya menggigit bibir bawahnya.
“Pamali ....”