Aku yang tertawa kali ini.
“Kenapa?” ia kini yang bertanya balik.
“Mmmmm ....”
“Jawab!”
“Harus?”
Ia mengangguk pasti, meski lemah.
“Bukannya mboten pareng?”
Ia tertawa seperti sejak kami bertemu di deretan rak-rak buku puisi, kumpulan cerita pendek dan novel tadi. Setelah saling berkabar tentang di mana kami akan bertemu melalui HP. Kami sama-sama dari daerah yang punya unggah-ungguh cara Jawa.
“Aku kuliah di ITB serius. Karena ini bea siswa ....aku akan menjaga ini secara .....”
“Ya, ya.”
“Nah, maturnuwun ....”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!