14590275-613651348823737-5063623478038472047-n-57fb5645b39273b314a37292.jpg
Dari kiri-kanan: Bu Lina, Pak Tjip, Desol, Lilik, Pebrianov, Kang Nasir dan Pak Teha (dok.Kang Nasir)
14568206-614628805392658-522886404943090070-n-57fb6ff0537a61c725ab7e83.jpg
Tak terbayangkan jika KutuBuku tidak diminta untuk membuka lapak sederhana. Di mana teman-teman bisa berkumpul? Di sinilah Pak Tjip dan Bu Lina bisa makan nasi bungkus ditemani Maria Margareta, Tamita Wibisono, dan Arum. Melayani kompasianer yang berusi 73 tahun kini. Atau mereka yang kemudian rame-rame berfoto, dan berbincang.
nival2016-57f98d33337b616307300f34-57fadd0bc5afbdc7098b4567.jpg
Para K-ner Ngeriung di luar gedung (dok.Thamrin Dahlan)
Pebrianov, Axtea 98, Iskandar Zulkarnain, Susy Heryawan, dan lain-lain berjam-jam ngeriung di luar. Ngobrol ngalor-ngidul, termasuk error-nya K dan isu-isu ndak karuan hehehe. TS mengerti. Tersebab para Kompasianer tak seperti Kompasianival 2014 (TMII) atau 2015 di Gandaria City, yang terlibat. Minimal, ada booth atawa stan, di mana bisa untuk berlabuh dan ngeriungnya para Kompasianer yang sebagian dari daerah. Ini, misalnya kelas kami yang ndak makan di kompleks Smesco. Tapi ke Warteg di sisi kanan luar gedung megah itu. Teha Sugiyo, Susy Heryawan, Ikhwanul Halim, Bang Iz, sampai Kang Nasir, “Udah TS tinggal saja. Saya yang mbayar,” katanya karena saya akan diwawancarai, hehehe.
14568035-10154664442014885-5579576728675620632-n-57faf6c98ffdfd9810f8dd02.jpg
TS, entah mimpi apa ditunjuk dan mewakili – lha kan hanya KutuBuku yang kebetulan diminta admin K – ketika mengadakan kuis secara
live. Ya, ini di sela-sela 2 host acara Kompasianival mencecar kehadiran KutuBuku yang mewakili para Kompasianer dalam menerbitkan buku. Maka ada lima pertanyaan TS ajukan. Dan semuanya bisa dijawab secara benar. Karena memang ini pertanyaan sekitar: siapa Kompasianer of the Year 2014, berapa jumlah Kompasianer di Kompasiana, sebutkan Komunitas yang ada di Kompasiana.
KutuBuku yang ketiban pulung, memang. Sehingga Kompas. Com mendatangi TS dan akan menggandeng buku-buku terbitannya – notabene karya Kompasianer – untuk dipasarkan oleh Grup KOMPAS-Gramedia. Sehingga penyebarannya lebih luas. Mungkin ini lobi Kang Pepih Nugraha. Bahwa para warganya, Kompasianer, punya potensi untuk menulis dan berkembang. Bukankah itu niatan Kompasiana untuk ber-sharing dan ber-connecting?
Acara Kompasianival 2016, istilah Kang Nasir ya ndak seru-seru amat. (Tak ubahnya nangkring besar, istilah Isson). Meski ia tak bisa membandingkan dengan Kompasianival sebelumnya, setidaknya tak seperti TS. Barangkali, ini bisa diperhitungkan untuk Kompasianival 2017. Ndak perlu dipisahkan dengan Komunitas-nya. Meski istilah Nurulloh, “Supaya bisa fokus.”
Ya. Inilah catatan kecil TS.
Salam Kompasiana!
***
Foto-foto: Ikhwanul Halim, Isjet, Arum Sato
Lihat Inovasi Selengkapnya