Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Jatuh di Pangandaran

18 September 2016   06:23 Diperbarui: 18 September 2016   09:07 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blep!

Matahari habis masuk ke dalam laut. Aku menggandeng Winda. Untuk pulang ke tempat penampungan atlet satu daerah.

“Aku sudah mendapat medali emas. Kau pun akan membawa medali ….”

“Dan Te Es untuk kupersembahkan kepada Ayah.”

“Sang pelatih bagi kita berdua.”

Dari arah depan muncul lelaki yang tak kami sangka-sangka. Ayah Winda. Namun karena hari mulai gelap, aku tak melihat jelas kebengisannya saat ia sedang melatih kami. Entah Winda melihat dan merasakannya. Karena ia anaknya.

“Terlalu lama kalian ….”

Rupanya ia memperhatikan kami. Mungkin termasuk ketika Winda kutangkap saat melompat tadi, dan kupeluk selain hendak kucium.

Ah, seandainya, gumamku.

“Senja jatuh di Bandung Utara …,” aku nyanyi-nyanyi riang sepotong lagu Bimbo.

“Ini bukan di Bandung ….,” sergah Winda.

“Senja jatuh di Pangandaran …!”

 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun