Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Jatuh di Pangandaran

18 September 2016   06:23 Diperbarui: 18 September 2016   09:07 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tertawa.

“Kau rindu, ya?”

Ia mencubit pahaku. “Nggak usah ditanyakan.”

“Kok tadi waktu mau kucium ndak mau.”

Ia mendelik.

“Bukannya ndak mau … tapi pengin yang lebih lama,” godaku.

Ih! Winda merengut.

Kami sama-sama diam lagi. Senja hampir sempurna dengan ujung bawah lingkaran matahari menempel ke laut. Kami sama-sama atlet yang sedang mengikuti kejuaraan tingkat nasional. Aku atlet terjun payung, dan Winda atlet terjun payung juga. Dilatih oleh seorang yang keras, disiplin dan tak ubahnya macan yang setiap saat akan menerkam kijang apabila bidikannya meleset. “Ini olahraga yang membutuhkan konsentrasi penuh. Dan nyawa taruhannya,” tegurnya jika kami sesekali ketahuan bercanda.

“Aku ingin pulang membawa mendali dan ….”

“Aku. Untuk kau kenalkan dengan ayahmu yang kangen momong cucu.”

Mentari tenggelam pelan-pelan. Winda diam. Ingin menyempurnakan senja yang tinggal sepotong. Mataharinya kian separo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun