Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Naik Commuter Line, Siapa Hendak Turut?

12 September 2016   11:22 Diperbarui: 12 September 2016   11:48 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stasiun yang bersih (foto:TS)
Stasiun yang bersih (foto:TS)
Ya, sehingga dalam perjalanan di CL, baik ketika dalam keadaan himpit-himpitan apalagi sedikit lega, para penumpangnya memperlihatkan gadget mahal. Tanpa takut dirampas atau didekati ala pencopet yang biasa beroperasi di kerumunan orang. CL, berbeda dengan KRL era sebelum Jonan masuk membenahi seperti sekarang. Pujian hampir muncul dari seluruh warga. Pemandangan sore hari orang-orang menyemut – dari yang berbatik, berbaju bagus rapi bersepatu – di Stasiun Tanah Abang, mungkin tak terbayangkan sepuluh tahun lalu. Di mana tempat transit ini mirip kuburan. Menyeramkan sekaligus horor preman.

Naik CL itu lumayan asyik. Dan apalagi jika mendengar suara empuk, operator. Bahkan ketika malam menjelang tengah malam dan sepi. Saya dan bahkan wanita pun merasa aman menunggu kedatangan kereta. Semisal, di Stasiun Juanda, seberang Masjid Istiqlal. Di mana ada tanda tentang keberangkatan kereta.

Barangkali, dan mudah-mudahan ini tak saya alami lagi, pengumuman membingungkan dua setengah tahun lalu. Di mana CL yang hendak memasuki Stasiun Cakung, ada woro-woro: “Para penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan, harap turun di sini dengan menyambung dengan moda transportasi lain. Kereta api tidak  bisa melanjutkan perjalanan karena adanya gangguan teknis,” sebut operator.

Berbondong-bondonglah penumpang turun. Sebagian pun sudah mendapatkan angkot, ojek atau apa pun untuk menyambung sisa perjalanan. Saya yang belum ke luar dari Stasiun, bertanya-tanya. Tapi mau bilang apa? Bahkan ketika kemudian menyusul pengumuman: “Kereta sudah siap untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun akhir Bekasi.”

Menunggu kereta hingga CL terakhir, tengah malam pun aman (foto:TS)
Menunggu kereta hingga CL terakhir, tengah malam pun aman (foto:TS)
Jika seperti itu caranya, sungguh membingungkan. Ketika tidak disebutkan: karena ada gangguan teknis (atau sekarang sering dibarengi kata-kata kami mohon maaf ketidaknyamanan ini) tak dibarengi komando “harap menyambung dengan moda transportasi lain”. Sebab, CL tak membutuhkan pengumuman: Ayo Naik Bis, Biar Nggak Bikin Macet.

Jadi?

Naik kereta api, siapa hendak turut?

Karena: Murah, cepat, aman dan bersih!  ***     

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun