“Senang aku bisa membuat Anda terus memperhatikanku. Dan mungkin akan dijadikan cerita....”
Aku menghela napas dalam-dalam, dan mengembuskannya.
“Saya Marla... calon....”
Aku berjalan cepat, menepuk punggungnya. “Istriku ....”
Gadis berbaju kotak-kotak Marla itu mengambilkan gelas plastik berisi jus kuning di tasnya, lalu menyorongkan ke arahku.
“Minumlah.”
Aku menerima sambil mengucapkan terima kasih.
“Baca bismillah ....!”
Aku pun menurutinya.
Glek.
“Alhamdulillah ....”
***
Catatan: cerpen ini mestinya berjudul “Pengarang Gombal”.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!