Jam istirahat, waktu pengolok-olokan kepada Pandu. Terutama Kartono teman sekelasnya yang berbadan tegap dan berambut agak keriting. Ia menikmati betul ketika melihat Pandu masih saja membersihkan sepatunya. Anak itu tidak jajan di kantin seperti Kartono, Agil dan Bain. Tiga gerombolan itu memang selalu usil pada Pandu.
“Besok-besok, datangnya satu jam sebelum jam pelajaran. Lalu membersihkan sepatumu. Apalagi, sekarang sering hujan!” ejek Kartono.
“Kasihan sama Pakde ... yang ngepel lantai kelas,” sambung Bain.
Pandu kesal juga lama-kelamaan. Ditatapnya Kartono dengan tatap tajam.
“Eh, apa maksudmu?” Kartono tidak senang. “Nantangin?”
Pandu mendengus.
“Ya.”
Kartono tertawa diiringi Bain dan Agil.
“Cuker! Brani-braninya nantangin aku.”
Pandu berkata dengan gagah.
“Kalau aku ndak akan terlambat dan sepatuku lebih bersih daripada sepatumu. Besok, kita buktikan.”