Dan Richard hanya mendengus. Lalu berjalan ke luar. Dan duduk bangku kayu beranda. Lama menyerap daun-daun mangga, ujung anggrek yang tetap mengeras, dan melati yang diam kecuali bunganya yang menyeripit walau angin tak jelas bentuknya. Wangi.
“Film malam ini tentang apa?”
Richard bingung sendiri. Walau tadi ia melihat lelaki yang lengan kirinya terluka oleh pisau tak tajam yang ditancapkan seorang wanita dengan penuh amarah. Rambut acak-acakan dan hidung meler ingus bening.
***
Angkasapuri, dinihari, 16
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!