“Ajakan ini .....”
Mereka tak ragu. Menggedor aku lebih dalam.
“Kau masih ragu. Kalau hujan adalah rakhmat?”
“Kalau hujan adalah saat kami turun ke bumi?”
Aku menelan ludah. Leher tetap tercekat.
“Dan menawarimu untuk mandi hujan.”
Aku memejamkan mata. Dan saat kubuka, mereka sudah menghilang.
“Ngiauuuu ...!”
Dua kucing itu meloncat. Duduk di sampingku.
... Senja. Dan Hujan masih menderas.
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!