“Tantri … “ ia menyebut malu-malu.
Aku jadi lupa kentang goreng untuk menemani gerimis malam. Jalan Dago kian lengang.
“Sampai jam berapa Tantri of?”
“Sebentar lagi.”
“Boleh kutunggui kamu?”
Gadis itu senyum-senyum.
“Kau keberatan?”
Ia ragu.
“Kalau keberatan, tak apa. Aku hanya penasaran. Sama Tantri yang dulu kerja di sini.”
Ia meminta diri. Dan masuk ke dalam.
Jalan di depan kian sepi. Kemudian masuk mobil bagus. Turun seorang lelaki berpayung. Ia jalan memutar dan membukakan pintu kiri. Muncul seorang perempuan muda. Dipayunginya. Didekapnya perempuan itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!