Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Aku dari Jakarta hanya untuk ketemu Sinta. Dan makan gudeg kering seperti Minggu pagi ini. Ini masalah masa lalu. Saat kami sama-sama jalan ke Kaliurang. Ia terpeleset. Dan aku menolongnya. Menggendongnya.
“Kamugak nate selingkuh, Son?”
Pertanyaan kurang ajar. Aku menggeleng.
“Tenane?”
Aku masih tak percaya. Sehingga semalam berputar-putar mencari angkringan. Aku ingin mentraktir teman-teman dengan memborong satu angkringan. Sinta ulang tahun keempat puluh. Dan ia sudah ditinggal suaminya.
“Gudege enak, to?” tanya Sinta.
Aku mengangguk kecil. Tetap menyimak lagu yang meremas-remas hati.
Ijinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi ….