Aku diam.
“Jangan pulang sekalian.”
Aku menarik nafas.
“Sana balik lagi dengan perempuanmu!”
Aku memejamkan mata. Mengepalkan tangan.
“Ayaaaaah …!” dua suara teriakan dari dalam: perempuan kecil dan laki-laki belia.
Kami berpelukan.
Darni menghentakkan kaki ke bumi. Berbalik masuk ke rumah. Membanting pintu.
Kami tak peduli. Tetap berpelukan. Lereng pipiku panas. Teraliri air hangat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!