Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(HUT RTC) Jakarta Seperti Biasa, Kejam

17 Maret 2016   04:19 Diperbarui: 17 Maret 2016   04:24 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="dok.jakarta.co.id"][/caption](Minggu Ketiga Terinspirasi Lagu)

KERETAKU tak berhenti lama. Lega. Tegal berlalu, Brebes sebentar lagi dan Cirebon sekejap dalam pejaman mata. Ah, saat berhenti, akan kubeli nasi jamblang dan mengudap di daun jati.

Ke Jakarta aku kan kembali

walaupun apa yang kan terjadi

 

Sepasang anak sedang masa tumbuh, terbayang.  Jalu sudah menjadi siswa TK. Nin akan tiga tahun.

“Pulang Senin, kan Mas?”

Menjadi sebuah pertanyaan ancaman tiap aku mau pulang ke kampung halaman. Untuk suatu pekerjaan. Tentang kampung halaman yang terkoyak. Ah, tidak. Karena tidur panjang yang disebabkan tangan panjang para tetua sebelumnya.

Jakarta terlalu besar untuk kucangkuli sebagai ladang kehidupan. Dan aku selalu mentok dengan istri. Itu menjadi bagian lika-likunya jalannya kami menapaki hidup bersama. Termasuk dengan Nin dan Jalu. Di Jakarta yang keras. “Lebih kejam daripada ibu tiri,” kata teman sekampung.

Aku tiba di halaman rumah kontrakan.

“Niiiih …!” sambut Darni. Dan berhamburanlah pakaianku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun