“Mungkin benar yang kausebutkan yang pertama.”
“Orang parpol?”
“Ya.”
Tigor jadi kayak orang ketakutan.
“Ini di antara kita saja, ya?” katanya sambil celingak-celinguk.
Asep senang juga melihat temannya gugup. Daeng lebih-lebih. Seraya tertawa terpingkal-pingkal.
“Sudah …sudah. Kita tunggu langkah Koh Ahok. Biar disemprot. Sementara, kita lakukan hal konkret."
"Apa itu?"
"Kita bisa panggil temen kita yang biasa memulung. Itu bisa menjadi rejeki melimpah,” sebut Kromodongso, enteng.
Mereka pun tertawa lebih serempak. Sehingga pos gardu itu menjadi riuh. ***
Angkasapuri, Maret 2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!