“Sebenarnya senjanya sama seperti kemarin-kemarin.”
“Karena mataharinya sama.”
Sonata tertawa.
“Pinter kamu.”
“Yang membedakan, karena kita ada di sini. Berdua. Selalu.”
Sonata membiarkan punggung Tika ditekankan sehingga membuatnya menegakkan sebentar. Keduanya berpunggungan. Tanpa suara lagi. Dengan pikiran masing-masing, dengan hati yang satu. Karena masing-masing earphone menyumpal dan memperdengarkan: someone like you.
“Kita pulang?”
“Menjadi kata-kata penting?”
Tika ragu.
“Menjadi penting, pulang?”
“Entah.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!