Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langitnya Sama di Senja-senja Sonata

6 Februari 2016   07:46 Diperbarui: 6 Februari 2016   10:06 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

 

Grung, grung!

Sonata membawa Tika. Tika menegakkan badan sekali, sambil membetulkan baju putih yang membuatnya anggun. Ditambah seikat kembang putih, yang kemudian berada di perut sang lelaki. Sebelum keduanya menyempurnakan helm ditangkupkan lebih dalam.

“Kita ke mana?”

“Ke mana pun jadi.”

“Karena kau tlah menjadi milikku.”

“Karena kau menjadi milikku juga.”

Membelah kota dalam keramaian sore, membuat berpasang-pasang mata menggeleng-gelengkan kepala. Sebagian berdecak. Adakah yang lebih bahagia dari Sonata-Tika? Mereka tak mengenal sekaligus tak tahu sepasang manusia itu. Akan ke pantai asa.

Langit bersemu lembayung. Teja menjadi lukisan lebih indah dari hari-hari kemarin ketika mereka berada di dermaga itu.

“Langitnya sama.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun