Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tjiptadinata Effendi Dikeroyok Kompasianer

18 Desember 2015   06:10 Diperbarui: 18 Desember 2015   08:21 3120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Sehangat matahari

Sesejuk embun di pagi hari

 

Bukunya: Sehangat Matahari Pagi. Tentang Tjiptadinata Effendi. Yang menulis dan mengomentari para kompasianer. Baik berbentuk esai, opini, surat, maupun puisi.

Kebetulan saya didapuk oleh Pak TJip untuk mengeditori sehimpunan tulisan lama maupun baru tentang beliau – juga ada sebagian kecil tentang Bu Roselina Tjiptadinata. Kenapa Sehangat Matahari Pagi? Diambil dari penggalan lirik lagu tahun tujuh puluhan yang begitu menyentuh: lagu tentang Cinta Pertama – seperti saya petik di atas.

Rasanya ya, sosok Pak Tjip saya sarikan dengan Sehangat Matahari. Kepribadiannya seperti itu, bagi saya. Mungkin saya sudah entah berapa kali berhubungan langsung: ditraktir makan, diajari reiki, diminta sebagai pembicara di komunitas di luar kompasiana, dan diberi cinderamata, terutama dari luar negeri: Aussie maupun, “Ini jam tangan murahan dari Hongkong,” katanya di booth Kompasinival di Gancit, Gandaria City 12 Desember lalu.

TS, editor, Bu Lina, Pak Tjip, Pepih Nugraha, COO Kompasiana, Muthiah Alhasany dan Syifa di booth KutuBuku. (foto:dok KutuBuku)

 

“Tiap hari, terutama bagi Tjiptadinata, menuliskan apa yang menjadi unek-uneknya. Jalan hidupnya yang dirambah, diungkapkan dengan kesadaran penuh, agar bisa dipetik bagi kompasianer yang diharapkan tak melewati jalan terjal yang bisa menjungkalkan seseorang bila tak berbekal iman dan pribadi yang kuat. Dan keikhlasan.”

Tulis saya sebagai editor perihal buku yang sudah diniatkan oleh Pak Tjip sejak beberapa waktu lalu. Buku dalam bentuk terima kasihnya terhadap para kompasianer. Karena telah menjadi teman dan bisa diajak dalam berkomunikasi di kolam bernama Kompasiana. Untuk berbuat yang diharapkan bisa berguna bagi kompasianer yang lebih muda, yang bisa memanggilnya opa, bapak, om atau abang.

Oleh karenanya di booth KutuBuku menjadi sebuah pemandangan tersendiri. Dua hari berturut-turut Pak Tjip nyanggong ditemani Bu Lina menandatangani buku itu. Dan bahkan Pak Tjip memberi memberi saya sebungkus nasi Padang sengaja dibeli di Rumah Makan langganan kepada saya, di mana kami kerap bertemu. Seratus meter dari Istana. “Ini bisa untuk makan siang Pak Thamrin,” katanya.

 

Bu Roselina Tjiptadinata dan Pak Tjip diwawancarai Yayat (KYB), live streaming. (foto: dok KutuBuku).

Aha!

Itulah bentuk perhatian sekecil-kecilnya Pak Tjip. Yang bisa dirasakan oleh kompasianer lain. Termasuk mengirimkan buku secara cuma-cuma dan Pak Tjip yang membiayai, bahkan termasuk ke Jerman, misalnya, yang ongkosnya lebih dari seratus ribu rupiah.

Tak pelak, himpunan tulisan dalam Sehangat Matahari Pagi ini menjadi buku spesial dan sebuah angan yang awalnya tak terbayangkan oleh Pak Tjip. Sebuah niatan karena kecintaan akan persahabatan yang sesungguhnya. “Sehangat Matahari Pagi itu adalah buku paling inspiratif yang saya punya dari segi isi, partisipasi, pelaksanaan dan penyajiannya. Kalau dari segi isi, dulu saya pernah punya buku-buku “Chicken Soup for The Soul” yang dipinjam dan semua tak kembali,” tulis Suyono Apol setelah menerima buku Sehangat Matahari Pagi yang saya poskurirkan.

Oleh karenanya, dua hari berturut-turut nyanggong di booth KutuBuku sebagai bagian kecintaannya pada para sahabat kompasianer. Atau dalam bahasa sang pendampign setia, Bu Lina, “Kami memilih ke Kompasianival, dan menggeser acara lain untuk bertemu dengan teman-teman. Senin, kami ke Australia.”

Pak Tjip dan Bu Lina diapit para sahabat Kompasianer. (foto: dok KutuBuku)

Dengan telaten, Pak Tjip menandatangani buku Sehangat Matahari Pagi kepada kompasianer yang berkontribusi atau tribute, boleh, baginya. Buku dengan ketebalan 256 halaman yang saya kerjakan dengan semangat Pak Tjip mencintai dan merangkul untuk sebuah persahabatan: Karena ia sudah menjadi magnet bagi Kompasianer yang sudah berada di kolam yang sama di Kompasiana ini.

Selamat menulis lagi, Pak Tjip. ***

 

Catatan:

Nama-nama yang berkontribusi. Silakan inbox ke saya untuk mendapatkan buku Sehangat Matahari Pagi. Hanya dibebani ongkos kirimnya saja.

Sehangat Matahari PagiNoNamaEmail1Pepih Nugraha 2Wardah Fajri 3Nurul Uyuy 4Muhammad Armand 5Felix Tani 6Roselia Nahariyha Dewididie 7Gunawan ST,Mkom 8venurgazer 9Katedrarajawen 10Eddy 11Ken Hirai 12Rokhmah Nurhayati S 13Edrida Pulungan 14Boyke Abdullah 15Umar Zidans 16Topik Irawan 17Elde 18Ellen Maringka 19Ahmad Suwefi 20Johanis Malingkas 21Abdul Latief Rahmad 22Kang Nasir 23Fajr Muchtar 24Daniel Setiawan 25Doni Bastian 26Thomson Cyrus 27Odi Shalahuddin 28Irina Gandaprawira 29Fey Down 30Enny Soepardjono 31Sisca Dewi 32Sho An Lusiana 33Andika 34Iskandar Zulkarnaen 35Agung Soni 36Wahab Naira Sairun 37Nazila Nixon 38Rahmad Agus Koto 39Bain Saptaman 40Michael Sendow 41Abenggeuttanyo 42Suyono Apol 43Teha Sugiyo 44Pak Dhe Sakimun 45Cay Cay 46Thamrin Dahlan 47Masluh Jamil 48Tubagus Encep 49Thamrin Sonata 50Rifki Feriandi 51Etha Maria 52Isson Khairul 53Gaganaati Stegmann 54Mauliah Mulkin 55Wijaya Kusumah 56Bang Nasr 57Tebe Tebe 58Thamrin Sonata 59Sugiyanto Hadi 60Khomsi Rahmaati 61Siti Nur Khasanah 62Ando Ajo 63Adhieyasa Adhieyasa 64Ida Lumangge S 65Ella Yusuf 66Alvi Anugerah 67Nur Hasanah 68Christian Kelvianto 69Yunus M 70Bambang Setyawan 71MikeReyssent 72Marleni 73S.Aji 74Jati 75Sigit 76YosMo 77Aldy M.Aripin 78Daniel Ht 79Dewi Puspitasari 80Beni Guntarman 81Immortal Unbeliever 82Muthiah Alhasany 83Saroha Lumbanraja 84Rudy Geron 85Hasian Ku 86Eddy Messakh    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun