Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bahasa Lebaran, Mendadak Sastrawan

18 Juli 2015   06:33 Diperbarui: 18 Juli 2015   06:33 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini era gadget, media sosial dan …entah apalagi. Yang jelas, tali silaturahmi pun bisa dijalin melalui ”jarak jauh”. Yang bisa berarti dekat sekali, seperti ujung lidah dan kuping yang bisa digelitik menggelikan. Menempel.

Pada selebaran, eh ….lebaran era ini pun bisa nggak usah bersalaman. Cukup dengan SMS-FB-instagram dan tak bersinggungan tangan, tak saling berjabat tangan apalagi bercipika-cipiki. Itu kuno. Cukup dengan: met lebaran ya. Nol-nolo, kosong-kosong dan ada gambar yang bisa indah-unik dan menggelitik.

                “Ini si Susi SMS, ngucapin selamat lerbaran. Tolong dijawabin, dong,” pinta istriku.

                “Lha, kenapa nggak kamu saja?” sahutku yang sedang asyik ngetik – bukan tulisan ini.

                “Bahasanya itu …lho. Aku nggak bisa njawab yang bagus.”

                Saya ndak usah ikut nengok SMS di HP istri yang cukup menyentuh abcdefgh dan seterusnya yang bisa ngeloncat-loncat – karena biasa pakai yang jadul alias ndak pake tat-skrin. Bahasa yang digunakan Susi – salah seorang keponakanku, yang mungkin sama dengan temanku yang lebih muda – bisa melambung-lambung. Itu yang membuat kita – saya dan Anda – terperangah. “Kok Susi bisa muitis, ya? Kayak sastrawan yang menggunakan diksi secara cermat? Indah dan …hhhh, pokoknya oye.”

                Sejak kapan Susi bisa begitu nyastra?

                Sejak SMS itu dilayangkan ke HP istri.

                Apa Susi tiba-tiba meloncat menjadi hebat berkata-kata dengan indah?

                Ya.

                Dari mana?

                Meng-copas ….

                Hahaha. Entah dari mana. Mungkin dari teman, atau dari mana pun. Bukankah ini era gadget. Sehingga ucapan “selamat lebaran” pun menjadi indah, dan seseorang tiba-tiba bak seorang sastrawan. Yang meloncat dan melambung begitu tinggi dalam berbahasa. Bagus, tentu. Walau atas usaha copas.

                Jika saja Hari Raya – bagi umat non muslim pun – punya bahasa yang indah, pertanda seseorang ingin “baik”. Dalam berbahasa. Artinya, ia atau siapa pun telah diperhalus oleh bahasa sastra yang kerap hanya diklaim oleh sastrawan-sastrawan itu. Padahal, Susi atau Anda nggak usah menggaruk-garuk kepala berambut panjang untuk mengutip “kutu” kata mencari ide dalam menyatakan “selamat”nya itu.

                Jawaban “biasa-biasa” saja membuat Anda tak pede? Seperti meminta kepada orang dekat untuk menjawabkan SMS yang (mesti) berbahasa indah-tinggi bak bahasa dewa? Nggaklah. Jawaban nurani-sederhana-langsung pun bisa menjadi indah. Kalau dikeluarkan dengan jujur. Dan menjawab “permintaan” maaf yang datang itu dengan kejujuran hati kita sendiri. Tanpa basa-basi yang lebay.

                Di era yang digital ini, tak sering-sering menggiring hati kita kepada kepalsuan. Apalagi ini era lebaran, eh …hari-hari yang fitri. Hari yang sudah dilewati kita dengan puasa – jujur dalam menjalankan ibadah yang tak kasat mata, lha wong tampak bibirnya pecah-pecah dan seterusnya kerna menahan haus-lapar.

                Selamat lebaran, 1436 H. Maaf lahir dan batin. ***

               

 catatan: gambar di atas pun dari hasil copas majalah TEMPO edisi 20-26 Juli 2015. Maaf, TEMPO.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun