Mohon tunggu...
Thamratul Aini
Thamratul Aini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang individu yang penuh semangat dan bersemangat dalam menjalani kehidupan. Saya selalu berusaha menjadi pribadi yang positif, optimis, dan gigih dalam mencapai tujuan. Saya memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dalam situasi yang berbeda dan memiliki keinginan yang kuat untuk terus belajar dan berkembang. Dan saya juga memiliki hobi membaca fiksi yang berbaur adventure, Saya juga merupakan orang yang percaya pada pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Saya menyukai kegiatan di alam terbuka, seperti hiking dan bersepeda, karena itu membantu saya untuk tetap seimbang dan merasa segar. Secara keseluruhan, saya adalah seseorang yang bersemangat, adaptif. Saya selalu berusaha menjadi pribadi yang positif dan berkontribusi positif dalam setiap aspek kehidupan saya.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Stratifikasi Sosial Dan Perjuangan Kelas Dalam Masyarakat Desa

29 November 2023   07:17 Diperbarui: 29 November 2023   07:26 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     stratifikasi sosial dan perjuangan kelas dalam masyarakat desa

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan inti, kita perlu memahami apa itu stratifikasi?. Nah, Stratifikasi ialah pengelompokan yang terjadi dalam masyarakat berdasarkan nilai - nilai contoh nya borjuis dan proletar dan yang memberikan nilai Stratifikasi tersebut ialah masyarakat itu sendiri, yang mana nilai tersebut di ambil dari gender, pendidikan, budaya, ekonomi, dan politik.

Stratifikasi memiliki tiga sifat, yaitu terbuka,tertutup dan campuran. Untuk Sifat terbuka ini seseorang bisa pindah level, misalnya seperti seseorang yang kurang berkecukupan bisa naik level menjadi orang kaya. Sedang kan untuk Sifat yang tertutup seseorang tidak bisa naik level sekalipun ia menjadi orang kaya atau penjabat, contohnya seseorang yang memiliki kasta. Dan yang terakhir ialah campuran tertutup atau terbuka, contohnya di Pariaman laki- laki secara tidak langsung memiliki kasta, mereka memiliki gelar sidi ,bagindo, dan sutan. Sutan merupakan gelar yang di bawah, orang yang bergelar sutan bisa menyaingi gelar sidi dalam hal status Pernikahan dikarenakan ia seorang sarjana atau insinyur. Begitu sebaliknya orang yang bergelar sidi bisa dianggap biasa saja kalau ia menjadi tukang amil kelapa. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa pada sifat campuran tersebut, orang yang memiliki gelar tinggi bisa tutun nilainya dan begitu sebaliknya gelar yang biasa bisa naik nilai.

Perjuangan kelas dalam masyarakat desa dapat dilihat dari berbagai perspektif, termasuk dalam stratifikasi sosial, gerakan buruh, perubahan kelas sosial anak putus sekolah, dan pandangan kaum sosialis. Stratifikasi sosial mengelompokkan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat berdasarkan kekayaan, penghasilan, pekerjaan, dan pendidikan. Gerakan buruh, seperti yang dianalisis dalam teori perjuangan kelas Karl Marx, bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara kelas atas dan bawah. Selain itu, perubahan kelas sosial anak putus sekolah juga merupakan bagian dari perjuangan kelas dalam masyarakat desa. Pandangan kaum sosialis, seperti yang diungkapkan oleh Karl Marx, menekankan pertentangan kelas dan hubungan dengan alat-alat produksi sebagai dasar pembagian kelas dalam masyarakat. Sejarah perjuangan kelas juga menunjukkan adanya penindasan terhadap kelompok yang lebih lemah oleh kelompok yang lebih kuat.

Stratifikasi sosial dan perjuangan kelas dalam masyarakat desa saling terkait dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dinamika sosial di dalamnya. Stratifikasi sosial mengacu pada pembagian masyarakat desa ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan faktor-faktor seperti kekayaan, pendidikan, pekerjaan, dan status sosial. Hal ini menciptakan kesenjangan antara kelas-kelas sosial yang ada dalam masyarakat desa. Perjuangan kelas sosial dalam masyarakat desa melibatkan pertentangan antara kelompok-kelompok sosial yang memiliki kepentingan ekonomi yang berbeda. Gerakan buruh, misalnya, merupakan contoh perjuangan kelas sosial di mana pekerja berjuang untuk hak-hak kerja yang lebih baik dan kondisi ekonomi yang lebih adil.

Selain itu, perubahan kelas sosial juga merupakan bagian dari perjuangan kelas dalam masyarakat desa. Anak-anak yang putus sekolah, misalnya, berjuang untuk meningkatkan status sosial mereka melalui pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih baik. Pandangan kaum sosialis juga memiliki peran dalam perjuangan kelas sosial dalam masyarakat desa. Kaum sosialis menekankan pertentangan kelas dan hubungan dengan alat produksi sebagai dasar pembagian kelas dalam masyarakat. Mereka berjuang untuk mengurangi kesenjangan antara kelas-kelas sosial dan menciptakan kondisi sosial yang lebih adil.

Jadi, stratifikasi sosial dan perjuangan kelas memiliki dampak yang signifikan dalam masyarakat desa. Stratifikasi sosial menciptakan kesenjangan antara kelas-kelas sosial, sementara perjuangan kelas sosial melibatkan pertentangan dan upaya untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Pemahaman tentang stratifikasi sosial dan perjuangan kelas dapat membantu dalam memahami dinamika sosial dalam masyarakat desa. Agar lebih dipahami, kita Akan menguraikan tentang perjuangan kelas antara borjuis dan proletar ,serta bagaimana konflik kelas ini dapat mempengaruhi struktur sosial dalam masyarakat desa?. 

Perjuangan kelas antara pemilik modal (borjuis) dan pekerja (proletar) merujuk pada konflik yang terjadi antara dua kelompok dalam masyarakat. Kelas borjuis adalah mereka yang memiliki alat-alat produksi dan memiliki kontrol atas sumber daya ekonomi. Sementara itu, kelas proletar adalah kaum buruh yang menjual tenaga kerja mereka kepada borjuis untuk mendapatkan upah.

Konflik kelas ini muncul karena perbedaan kepentingan antara borjuis dan proletar. Borjuis berusaha mempertahankan dan memperluas keuntungan ekonomi mereka, sementara proletar berjuang untuk meningkatkan kondisi kerja, upah yang adil, dan perlindungan hak-hak pekerja.( Hanani, S., & Sari, S. R. (2018). 

Dalam pandangan Karl Marx, perjuangan kelas ini merupakan motor penggerak perubahan sosial. Marx percaya bahwa konflik kelas akan memunculkan kesadaran kolektif di kalangan proletar dan mendorong mereka untuk menggulingkan sistem kapitalis yang dianggapnya tidak adil. Marx melihat perjuangan kelas sebagai bagian dari perubahan sosial yang lebih besar, yaitu peralihan dari kapitalisme ke sosialisme. Dalam konteks masyarakat desa, perjuangan kelas antara borjuis dan proletar dapat mempengaruhi struktur sosial. Konflik ini dapat menyebabkan perubahan dalam pola kepemilikan sumber daya, redistribusi kekayaan, dan pergeseran kekuasaan di dalam masyarakat desa. Selain itu, perjuangan kelas juga dapat mempengaruhi dinamika hubungan sosial antara berbagai kelompok dalam masyarakat desa. Agar lebih memahami, kita akan mengambil contoh dalam sebuah nagari di Agam, yaitu Nagari Canduang. 

Di Nagari Canduang, terdapat sebuah tempat usaha yang cukup terkenal, yakni Wisata Dangau Pasangan dan Resto Sawah dan setiap perusahaan pasti memiliki kelas sosial antara borjuis dan proletar. Dalam konteks kuliner, pengaruh borjuis dan proletar dapat dilihat dari perspektif hubungan sosial dan ekonomi antara kedua kelas tersebut. Borjuis, yang memiliki modal dan alat produksi, dapat mempengaruhi dunia kuliner melalui kepemilikan restoran, kafe, atau bisnis kuliner lainnya. Mereka memiliki kendali atas produksi, distribusi, dan pemasaran makanan. Di sisi lain, proletar, yang hanya memiliki tenaga kerja yang dapat dijual, dapat mempengaruhi dunia kuliner melalui peran mereka sebagai karyawan atau buruh di industri kuliner.

Dari perspektif sejarah, kita dapat melihat bahwa kaum borjuis muncul sebagai pemilik modal dan alat produksi, sementara proletar adalah individu yang hanya memiliki tenaga kerja yang dapat dijual. Kedua kelas saling bergantung satu sama lain, dimana bagi borjuis, proletar adalah sumber keuntungan, dan bagi proletar, borjuis adalah sumber pekerjaan. Dengan demikian, pengaruh borjuis dan proletar dalam dunia kuliner dapat dilihat melalui dinamika hubungan sosial dan ekonomi antara kedua kelas tersebut, yang mempengaruhi produksi, distribusi, dan konsumsi makanan. Namun, perlu diingat bahwa klasifikasi borjuis dan proletar dalam teori Marxisme lebih kompleks daripada sekedar memiliki atau tidak memiliki modal dan alat produksi, melainkan juga melibatkan hubungan sosial dan ekonomi yang kompleks antara kedua kelas tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun