Mohon tunggu...
Thalya NisrinaKhariza
Thalya NisrinaKhariza Mohon Tunggu... Lainnya - Thalya

Talk less smile more

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Hidup Pedagang Siomay di Tengah Covid-19

15 Mei 2020   15:02 Diperbarui: 15 Mei 2020   15:12 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Adi : Tapi saya sehat sehat saja a.

Warga 1: Iya, tapi kan ada beberapa orang positif corona tanpa gejala juga.Tolong hargai kami pak.Kan kita tidak tahu bapak membawa virus itu atau tidak?

Pak Adi:Waduh,kalau begini caranya, pedagang kaya saya tidak bisa makan setiap hari. Di rumah, anak dan istri saya menunggu saya pulang membawa beberapa rupiah untuk bertahan hidup.

Warga 2: Aduh bapak ini ngomong apa sih? Kaya yang tidak percaya allah saja. Nih pak, saya beritahu, yang namanya orang hidup itu pasti diberi rizki sama yang maha kuasa. Jadi bapak tidak usah khawatir.

Pak Adi:Iya,saya tahu itu. (Tersenyum) kalau begitu, berarti kamu juga tidak percaya allah ya?

Warga 2: Loh kok begitu?

Pak Adi :Iya. Bukankah hidup dan mati seseorang sudah ditentukan oleh allah.

Hansip: Iya betul, tapi kan kita harus ikhtiar. Dan ini salah satu bentuk ikhtiar kami pak.

Pak Adi :Kalau begitu, berjualan di sini juga salah satu bentuk ikhtiar saya untuk menjemput rizki allah pak (tersenyum). Permisi.

Hari sudah gelap,matahari sudah terbenam,malam hampir larut hanya Rp. 15.000 yang tersimpan di sakunya. Sesampainya di rumah.

Pak Adi : Assalamualaikum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun