Berdirinya Muhammadiyah dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Faktor Subjektif:
Faktor subjektif utama adalah kecintaan KH. Ahmad Dahlan terhadap Alquran. Beliau sangat tekun mengkaji Alquran secara mendalam dan termotivasi untuk mengajak masyarakat mempraktikkan ajaran Islam secara murni. Kajian mendalam terhadap surat Ali Imran ayat 104 mendorongnya untuk membentuk sebuah organisasi yang teratur, yang memiliki misi dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar.
2. Faktor Objektif:
a. Internal: Ketidakmurnian amalan Islam di Indonesia akibat tercampurnya ajaran Islam dengan tradisi dan kepercayaan lokal yang bertentangan dengan tauhid. Hal ini menimbulkan banyak praktik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti kepercayaan pada benda-benda keramat dan praktik-praktik syirik lainnya.
b. Eksternal: Kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat penjajahan, terutama dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Penjajahan Belanda menyebabkan banyak kemunduran yang menyulitkan masyarakat Muslim dalam menjalankan ajaran Islam dengan baik.
F. Kesimpulan
Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasar yang diajarkan oleh KH. Ahmad Dahlan. Dengan semangat reformasi dan pemurnian ajaran Islam, Muhammadiyah berperan penting dalam pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hingga saat ini, Muhammadiyah tetap menjadi salah satu organisasi terbesar yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat, serta menjadi pilar penting dalam pembangunan Indonesia yang modern dan berkeadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H