Pada tanggal 27 Mei 2006, kompleks Masjid Mataram dan Makam Raja-Raja mengalami kerusakan yang mengakibatkan keretakan pada dinding dinding masjid serta tiang kayu hingga mengalami pergeseran yakni miring ke arah timur. Meskipun tidak semua bangunan roboh, namun pada bangunan serambi inilah yang mengalami kerusakan cukup parah. Pada waktu itu banyak sekali peziarah yang datang untuk sekedar memberikan bantuan, sampai akhirnya Masjid Mataram mengalami perbaikan, seiring waktu bangunan Masjid Mataram kembali normal dan dapat beroperasi seperti biasa sampai sekarang.
Sampai saat ini Makam dan Masjid Mataram masih dijadikan sebagai obyek wisata religi yang ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Kompleks makam dan masjid Mataram ini senantiasa bersih dengan udaranya yang sejuk karena baik di dalam maupun di luar area Makam dan Masjid Mataram terdapat banyak sekali pepohonan yang tumbuh lebat, sehingga pengunjung pun akan merasa nyaman saat berada di area makam mapun masjid Mataram ini. Untuk sekedar berkunjung pun hanya akan ditarik biaya parkir sekitar Rp 2.000-Rp.5.000 saja per kendaraan.
Letaknya pun sangat dekat dengan Pasar Kotagedhe yang menjadi salah satu ikon di kota Yogyakarta, sehingga pengunjung pun tidak perlu kesulitan untuk menemukan tempat ini. Selain itu di bagian depan masjid sudah terdapat jejeran warung makan yang dibangun oleh warga sekitar. Sehingga pengunjung tidak perlu repot keluar area Makam dan Masjid Mataram untuk sekedar mengisi perut.
Dan kini dengan adanya cagar budaya, kompleks Masjid Mataram Kotagede ini mempunyai arti penting bagi ilmu pengetahuan, sejarah kebudayaan, pendidikan, dan agama. Oleh karena itu diperlukan partisipasi semua pihak untuk melestarikannya baik dengan cara melindungi, mengembangkan dan memanfaatkannya. Jika hendak berkunjung, jangan lupa untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan atau merusak peninggalan-peninggalan yang berada di Makam dan Masjid Mataram ini. Dengan menjaga, itu berarti kita sudah turut ikut andil membantu melestarikan peninggalan sejarah yang akan dikenang dan diingat sampai anak cucu kita kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H