Pagi ini merupakan pagi yang cerah. Kota Jakarta terlihat sangat indah hari ini. Para perkerja terlihat berlalu-lalang menyambut pagi yang cerah. Langit yang sangat menawan membuat siapa saja yang melihatnya pastilah memiliki hari yang baik sekarang. Angkasa menggenggam coklat panas favoritnya, menyeruputnya sedikit demi sedikit. Dia menuruni anak tangga dan menuju rute kereta tempat pekerjaannya. Angkasa bekerja di sebuah gedung yang difungsikan sebagai kantor niaga. Kantor tersebut merupakan kantor yang sangat terkenal di Jakarta. Salah satu fakta yang harus kalian tahu adalah kantor tersebut dirancang oleh firma arsitek Amerika, Smallwood, Reynold, Stewart & associates dari Atlant, Amerika Serikat, bersama dengan partner local mereka PT Desain Global Indonesia.
………………………………….
“Hai Angkasa, kau terlihat senang pagi ini” setiba di kantor seseorang pria berusia 40 tahun menyapanya, Namanya adalah Toni. Dia merupakan pekerja bersih-bersih di kantor Angkasa. Meskipun umur mereka berbeda sangat jauh, Angkasa terlihat dekat dengan pria tersebut.
“Tentu saja pak, apa kau tidak lihat pagi ini kota Jakarta sangat indah? Dan coklat panas ini yang membuat aku senang hari ini” balas Angkasa kepadanya sambil bergurau.
“Aku harap besok-besok kau memberikanku coklat panas juga agar aku terlihat senang di pagi hari Angkasa” pak Toni menanggapi gurauan Angkasa.
“Baik pak Toni kalua sempat besok-besok aku akan membelikanmu coklat panas juga dan tentunya itu tidak gratis, kau harus membayarnya pak” Angkasa melambaikan tangan melesat meninggalkan pak Toni yang tertawa karena mendengar kata-kata nya barusan.
Hari ini Angkasa tidak banyak pekerjaan di kantornya, dia pulang lebih awal dari biasanya. Setelah selesai bekerja Angkasa dan teman-temannya makan siang bersama di tempat langganan bakso dekat kantor mereka. Bakso langganan mereka selalu ramai pengunjung setiap harinya. Karena selain rasanya enak, penjual nya juga sangat ramah kepada pembeli. Setelah selesai makan mereka beranjak pulang menuju rumah masing-masing.
………………………………..
Setelah sampai di rumah, Angkasa diberi kabar oleh ibunya bahwa ada yang mengiriminya surat siang tadi. Surat tersebut ber-alamat di Surabaya tetapi tidak tahu siapa pengirim surat itu. Angkasa mengambil surat itu dari tangan ibunya dan segera pamit bergegas ke kamarnya. Angkasa merebahkan tubuhnya ke tempat tidur kemudian membuka surat itu.
Surabaya, 2020
“assalamualaikum Angkasa, apa kabar kamu di Jakarta? Kamu pastilah bingung siapa sih yang mengirim pesan dari surat ini? Padahal teknologi sudah canggih sekarang, tidak perlu berkirim pesan dari surat. Iya aku tahu itu, tapi menurutku mengirim pesan dari surat sangat menyenangkan. Setelah aku mengirim surat ini aku tidak langsung menerima balasannya darimu, aku harus menunggu setidaknya seminggu. Itulah hal yang menyenangkannya Angkasa. Kita dibuat bertanya-tanya dengan keberadaan surat itu. Kamu pastilah sangat mengenalku. Atau aku yang keliru? Bisa saja kamu lupa denganku. Aku Kanaya teman masa kecilmu. Sudah lama aku mencari Alamat mu, katanya setelah aku pindah ke Surabaya, tak lama kau juga pindah dari rumah mu, pindah ke Kawasan pusat kota. Wah bagaimana rasanya tingga di pusat kota angkasa? Pasti menyenangkan. Aku ingat sekali dulu rumah kita sangat dekat dan kita selalu bermain bersama. Kau selalu membela ku saat aku diganggu teman yang lain. udah 15 tahun ya ternyata kita berpisah? Aku sangat rindu dengan masa kecil kita. Seperti apa wajahmu sekarang angkasa? Aku tidak bisa membayangkan wajahmu setelah 15 tahun berlalu. Aku harap kita bisa segera bertemu ya?
Salam hangat untukmu dan keluarga
"aku tidak sangat menunggu balasan surat darimu, aku aku harap kamu membalasnya dan kita bisa segara bertemu"
Kenangan itu kembali muncul di ingatan Angkasa. Masa-masa kecilnya yang menyenangkan. Angkasa dan kanaya berpisah di umur 14 tahun, setelah lulus dari SMP. Kanaya pindah ke Surabaya karena pekerjaan Ayahnya yang sering berpindah kota. Tidak lama dari itu disusul dengan Angkasa yang pindah ke kawasan pusat kota di Jakarta. Sejak kecil mereka sering bersama. Pertama kalinya bertemu, Saat itu Kanaya baru pindah di kawasan tempat tinggal Angkasa dan dia harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Melihat Angkasa yang sering bermain sendirian dan tidak punya teman, Kanaya jadi punya kesempatan untuk punya teman baru. Awalnya Angkasa tidak suka dengan kehadiran Kanaya, tapi karena Kanaya sering mengikutinya saat bermain, mereka lama-lama jadi berteman dekat. Mereka berteman dengan baik sejak saat itu dan sering menghabiskan waktu bersama-sama di sepanjang masa kecil mereka. Mereka mengalami banyak petualangan, tawa, dan tangis bersama. Namun, ketika mereka berpisah, mereka kehilangan kontak satu sama lain dan hidup mereka berjalan secara terpisah.
..........
Surat dari Kanaya membuat Angkasa merasa haru dan terkejut. Dia tidak pernah berharap bisa mendengar kabar dari teman lamanya setelah sekian lama berpisah. Angkasa merasa ada kegembiraan dan keingintahuan untuk bertemu kembali dengan Kanaya. Mereka telah berbagi banyak kenangan bersama dan Angkasa tidak sabar untuk menghidupkan kembali hubungan mereka.
Angkasa segera menanggapi surat tersebut dan menjelaskan bahwa dia sangat senang menerima kabar dari Kanaya. Dia memberikan alamat dan nomor teleponnya kepada Kanaya, dan berharap bisa segera bertemu. Mereka setuju untuk menjadwalkan pertemuan di Jakarta atau Surabaya dalam waktu dekat.
Setelah Angkasa mengirim surat balasan, dia merasa gembira dan bersemangat. Dia berharap untuk bertemu dengan Kanaya segera dan mengobrol tentang masa kecil mereka serta mengeksplorasi bagaimana kehidupan mereka sekarang. Angkasa menyadari betapa berharganya persahabatan dan kenangan masa kecil ini, dan dia merasa beruntung bahwa mereka memiliki kesempatan untuk menghidupkannya kembali.
Angkasa tidak sabar menunggu pertemuan mereka dan berharap untuk membangun kembali hubungan yang kuat dengan Kanaya. Mereka akan berbagi cerita, tertawa bersama, dan membuat kenangan baru yang akan membawa mereka kembali ke masa kecil yang indah. Angkasa merasa beruntung memiliki teman seperti Kanaya, dan dia bersyukur atas kesempatan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H