"Ya" balas ratih yang singkat
"lagi apa ? Besok sore pulang kerja ada acara? " tanya Andri
"lagi santai saja dikost, besok ada,acara sama teman kantor",balas Ratih yang berusaha tetap menjaga hati nya.
" sampai jam berapa" tanya Andri lebih detail
" sampai malam mungkin, ada apa, mau bertemu,?" balas ratih yang langsung mebebak.
" iya aku ingin bertemu. kalau begitu lusa saja, nanti aku kabari lagi yaa".balas andriÂ
Belum terbalas oleh Ratih,seperti biasa Andri langsung mematikan akun sosial media nya. "kita lihat saja pasti tidak jadi lagi, kali ini apa alasan ny" (gerutu Ratih sambil membuang ponsel nya ketempat tidur ), Ratih berusaha untuk tidak memikirkan nya, tapi prasaan tidak nyaman menyelimuti hati nya,ada apa yaa mengapa sekarang aku yang tidak ingin bertemu dengan nya, mengapa rasa ini tidak seperti kemarin,mengapa aku takut sakit hati kalau bertemu kembali. lalu alasan apa yaa yang tepat untuk membatalkan nya. ke esokkan hari nya Ratih melihat chat sosial media nya,tidak ada kabar dari Andri ,.satu hari berlalu rasa ketakutan ingin bertemu terus mengganggu pikiran Ratih,.
Malam berlalu bergati hari,.tepat dimana hari yang dipilih Andri untuk bertemu,. Ratih berusaha mengabaikan perasaan takut nya, "apa aku akan sakit hati bila nanti bertemu, dia sudah punya pacar,bahkan sudah tunangan. aku harap aku bisa dewasa bertemu nanti" (Ratih berbisik pada hati nya). Sore hari jm 15.00 setengah jam sebelum keluar kantor, Ratih mencoba untuk mengechat  Andri, membranikan diri untuk menanyakan apakah hari ini jadi bertemu, dan bertemu dimana.
"Haii,,,apa hari ini jadi ?". (tanya Ratih pada chat nya). tak lama kemudian langsung dibalas oleh Andri. "maaf tidak jadi, aku harus menghargai calon istriku,minggu depan aku akan menikah". (Balas andri) Melihat balasan Andri, Ratih hanya mebalas dengan memberi emotion jempol,. mematikan sosial media nya bahkan menonaktifkan akun nya. mungkin ini jawaban dari semua. aku harus rela melepas nya. walau kemarin aku ingin membatalkan pertemuan ini,namun luka hati tergores lagi,dia ingin menikah,lalu selama ini aku hanya dianggap apa,. sambil berjalan meninggalkan kantor dan menahan air mata yang akan menjatuhi pipinya Ratih mencoba menenangkan diri memasuki caffe dan memesan caffe latte. terdiam dan terhanyut dengan musik yang diputar oleh caffe itu.
ini jawaban dari kegelisahanku,.semoga kamu bahagia.