Pemimpin adalah orang yang menahkodai suatu komunitas. Paling sedikitnya satu orang seperti pasutri, maka suami menjadi pemimpin. Paling banyaknya tidak terbatas seperti Presiden. Sedangkan kepemimpinan secara umum dapat didefinisikan sebagai kemampuan dalam kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan mengarahkan-Hade Afriansyah.
Pemimpin dipilih secara demokrasi-sesuai dengan poin Pancasila nomor empat-"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan". Pemilihan pemimpin secara demokrasi akan lebih dipercaya dalam hal tanggung jawabnya daripada pemimpin yang terpilih secara aklamasi.Â
Aklamasi melahirkan pemimpin yang oleh diri, dari diri, dan untuk diri. Sementara demokrasi melahirkan pemimpin yang oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.
Tanpa kita sadari, manusia terlahir sudah menyandang status pemimpin, yaitu memimpin dirinya sendiri. Seorang pemimpin tidak dikatakan pemimpin apabila masih terus-terusan mengontrol orang lain sebelum mengontrol dirinya. Oleh karenanya, diri adalah cerminan untuk bertindak kepada orang lain.Â
Apabila kita mampu mengurus diri dengan baik, maka kita bisa mengurus orang lain. Namun sebelum itu, apa yang perlu dipersiapkan seorang pemimpin? Pemimpin paling tidak harus memiliki tiga sifat dasar kepemimpinan berikut seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo yaitu, capability, ability, dan personality.
Personality (kepribadian) menurut George Kelly adalah cara unik dari setiap individu dalam mengartikan pengalaman yang ada di hidupnya. Artinya, seseorang mempunyai basic tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain. Sedangkan menurut Gordon Allport adalah sesuatu yang ada di dalam setiap individu yang nantinya akan membimbing dan juga dapat memberi arahan pada tingkah laku seseorang (Kurniasih, 2022). Jadi, personality ini mengarah ke bagaimana kita memberi tauladan yang berpengaruh kepada orang lain.
Ability (kemampuan) menurut Stepen P. Robbins adalah suatu kapasitas individu untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaan tertentu. Yakni, seseorang dengan tanggung jawab besar dalam pelaksanaan tugasnya.
Capability (kesanggupan) bagi Soelaiman adalah sifat yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya baik secara mental ataupun fisik. Hal ini lebih kepada sikap berani dalam menuntaskan suatu problem.
Tiga rumpun dasar tersebut jika terpatri dalam jiwa seorang pemimpin, maka yang akan dipimpin merasa nyaman dengan kepemimpinan yang dibawa. Sehingga dengan begitu, kita tidak menyia-nyiakan siasat Tuhan menciptakan manusia sebagai pemimpin.Â
Andaikata Tuhan hanya ingin yang taat, maka malaikat sudah cukup. Andaikata Tuhan hanya imgin yang cerdas, maka iblis sudah cukup. Sangat rasional jika iblis menolak bersujud kepada adam. Namun rasionalitas tidaklah cukup, melainkan kebaikan dan kebermanfaatan antarsesama yang dibutuhkan, itulah kenapa manusia diciptakan, terlebih sebagai pemimpin.
Setiap pemimpin mempunyai cara tersendiri dalam hal memimpin. Ada yang mengandalkan keegoannya, kepintarannya, relasinya, maupun famousnya. Ego tidak akan mengantarkan pada baiknya suatu masalah. Pintar tidak akan memberikan kesempatan kepada yang lain untuk berargumentasi.Â
Relasi tidak akan terlaksana kecuali adanya kerja tim, dan famous tidak menjamin keberhasilan. Namun garis besar konsep kepemimpinan itu ada tiga tipe: tipe otoriter (semua kebijakan ditetapkan oleh pemimpin sendiri); tipe lissez faire (pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap anggota); dan tipe demokratis (pemimpin mengikut sertakan seluruh anggota dalam mengambil keputusan).
Dalam jurnal karangan Widya Flima Sari dan Hade Afriansyah (Kepemimpinan Pendidikan, 2020) (Angin & Yeniretnowati, 2022)ada empat pola perilaku kepemimpinan yang lazim disebut gaya kepemimpinan yaitu perilaku instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif.
- Perilaku instruktif adalah komunikasi satu arah, pemimpin membatasi peranan bawahan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab pemimpin pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan ketat.
- Perilaku konsultatif adalah pemimpin yang masih memberikan instruksi yang cukup besar serta menentukan keputusan, diharapkan komunikasi dua arah dan memberikan suportif terhadap bawahan, pemimpin mau mendengar keluhan dan perasaan bawahan dalam mengambil keputusan, bantuan terhadap bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaan keputusan tetap pada pemimpin.
- Perilaku partisipatif adalah control atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan antar pimpinan dan bawahan yang seimbang, pemimpin dan bawahan juga sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi dua arah makin meningkat, pemimpin mendengarkan secara intensif keluhan bawahannya, keikutsertaan bersama dalam pemecahan dan pengambilan keputusan makin bertambah.
- Perilaku delegatif adalah pemimpin mendiskusikan masalah yang dihadapinya dengan bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan seluruhnya kepada bawahan, bawahan diberi hak menentukan langkah-langkah bagaimana keputusan dilaksanakan, dan bawahan diberikan wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusan sendiri.
Sebagai seorang pemimpin seharusnya mengetahui dan memahami kepemimpinan seperti apa yang layak untuk ditranformasikan ke dalam bentuk tindakan. Sehingga upaya nilai keberhasilan jauh akan lebih terasa. Suatu komunitas dikatakan berhasil karena adanya sebuah tim atau kerja keras, sedangkan kegagalan komunitas dikarenakan pemimpin.Â
Satu tambahan dari penulis bahwa keberhasilan yang sebenarnya harus dimiliki seorang pemimpin yaitu apabila mampu menyatupadukan anggotanya-menyambungkan yang tidak nyambung dan menghubungkan yang tidak terhubung- yang semuanya dibungkus dengan kata "sanggup".
Menutup tulisan ini, Jonathan Parapak memberikan kiat-kiat kepemimpinan yang finishing well apabila seorang pemimpin mempunyai sikap kepemimpinan hamba, kepemimpinan berintegritas, dan kepemimpinan efektif (Angin & Yeniretnowati, 2022). Pada sikap kepemimpinan hamba, Jonatan Parapak mengikuti teladan Yesus Kristus, sementara kita mengikuti Tuhan Yang Mahaesa (Allah SWT). Wallahua'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI