Mohon tunggu...
Nevi Zuairina
Nevi Zuairina Mohon Tunggu... Politisi - Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Anggota Komisi V DPR RI Periode 2019 - 2024 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Daerah Pemilihan Sumatera Barat II

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gadget dan Anak-Anak

21 Oktober 2022   16:04 Diperbarui: 21 Oktober 2022   16:08 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekan lalu, di Nagari Baso Kabupaten Agam Sumatera Barat, saya diundang menjadi pembicara pada sebuah diskusi panel yang digelar oleh Lembaga Pendidikan Fathul Qulub. 

Dalam diskusi panel tersebut saya membahas tentang pentingnya mendampingi anak-anak di masa pasca pandemi terutama dalam pendidikan dan pembinaan karakter mereka. 

Sebagaimana kita tahu, sejak Pandemi Covid19 mewabah hampir seluruh waktu bertumbuh kembang anak anak kita dilakukan secara tertutup dan dalam kuasa pembatasan. Anak anak bahkan tidak bisa berinteraksi dengan sesama mereka sehingga perkembangan mental dan fisik mereka menjadi terkendala dan mengalami gangguan.

Kini dengan semakin dibukanya kembali keran beraktifitas, anak anak sudah bisa kembali beraktifitas di dunia luar. Mereka sudah bisa bermain bersama dengan anak seusia dan sebayanya dan tentu saja hal ini akan berdampak positif. Namun patut dicatat, meski telah diberi kelonggaran dan kebebebasan, anak anak tetap harus dijaga dan diingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan agar tidak tertular Covid19 yang masih mewabah.

Pada saat pembatasan sosial berlangsung, anak anak kita dibiasakan untuk berinteraksi dengan sesama mereka baik dalam melakukan pekerjaan sekolah maupun dalam berkomunikasi dengan menggunakan Handphone (HP). Dalam rentang waktu yang cukup lama hampir dua tahun, anak anak setiap hari harus menggunakan laptop dan handphone bahkan ketika mengerjakan pekerjaan sekolah mereka. Hal itu membuat anak anak kita menjadi terbiasa memakai gadget. Dampaknya tentu saja dua macam. Ada positif yaitu anak anak menjadi melek teknologi, namun disisi lain anak anak menjadi addict (terkekang) oleh teknologi.

Hal itulah yang sama sampaikan dalam diskusi bersama tersebut. Penggunaan gadget dan akses ke internet dan dunia maya yang leluasa kepada mereka tentu saja membawa dampak buruk pada tumbuh kembang emosional mereka. Anak anak akan berubah menjadi a-sosial. Karena itu, menjadi tugas bersama kita saat ini para orang tua dan pendidik serta warga masyarakat untuk mengembalikan anak anak ke habitat aslinya yaitu bersosialisasi secara tatap muka.

Saya mencatat beberapa hal negatif yang timbul dari lossnya anak anak dalam berinteraksi dengan dunia internet.  Salah satu yang menjadi akibat negatif itu anak anak akan menjadi agresif dan emosional. Hal ini dikarenakan filter yang ada di dunia internet tidak sepenuhnya bisa menyaring kontent yang seharusnya mereka konsumsi.

Selain agresif, anak anak juga berpotensi mengalami gangguan tidur taan insomnia akut karena penggunaan gadget yang berlebihan tanpa pengawasan orang tua. Jika hal ini terjadi akan berdampak buruk pada prestasi sekolah, karena otak dan tubuh yang tidak dapat beristirahat dengan baik di malam hari.

Saya tidak bisa memungkiri fakta bahwa kehidupan anak zaman sekarang begitu akrab dengan teknologi digital. Gadget tidak lagi menjadi barang asing, termasuk bagi anak-anak. Kehadiran gadget bisa memudahkan kehidupan manusia, mulai dari membantu bekerja, belajar, berbelanja, atau sekadar mencari hiburan. Namun ada juga dampak negatif dari gadget ini, sehingga para orang tua harus hati-hati dan disiplin mengarahkan dan membatasi anak-anak dalam penggunaan gadget. Karena ternyata bisa meningkatkan risiko kecanduan.

Dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan inilah yang saya sampaikan kepada peserta diskusi. Selain berbagai hal yang menjadi bahaya gadget sebagaimana diatas sudah saya uraikan, bahaya lain yang dapat ditimbulkan antara lain adalah gangguan tumbuh kembang anak. Ancaman ini termasuk ancaman kesehatan fisik dan mentalnya serta kesehatan akhlaknya. Ancaman ini benar-bener terbuka lebar ketika orang tua melakukan short cut untuk mengendalikan anak yang rewel akan kebosanan dan butuh hiburan dengan memberikan gadget. Ciri kecanduan gadget ini ketika anak sudah tidak dapat lepas dari gadget sehingga kalau tidak pegang gadget menjadi anak yang tidak terkendali.

Bagi saya, belajar pada pengalaman banyak orang tua dan mengikuti saran saran dari para ahli psikologi anak anak, mendampingi buah hati di masa pasca pandemi ini adalah hal yang paling penting dilakukan. Kita sadar bahwa perkembangan mental anak anak perlu perhatian secra serius. Kita tidak anti anak anak berinteraksi dan menggunakan gadget, akan tetapi, kita juga harus sadar bahwa gadget juga ibarat pisau bermata dua. Disisi lain ia membantu kiat berinteraksi dengan dunia luar, namun disisi lain, gadget juga membawa bahaya yang besar.

Berdasarkan pengalaman lainnya, maka saya menghimbau agar orang tua untuk mendampingi anak anak dalam penggunaan gadget dan mengakses teknologi. Ibarat kata pepatah, anak yang lahir adalah sebuah kertas putih dan orangtua serta keluargalah yang menuliskan atau menggambarkan seperti apa karakter anak yang akan dibentuk. Gadget berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak anak di jaman ini. Karena itu, peran keluarga, ayah dan ibu serta anggota keluarga lainnya sebagaimana yang kita memiliki tugas dan peran yang tidak kecil dalam mengontrol anak anak untuk mendapatkan akses ke dunia maya.

Saya berharap para orang tua juga menyadari, ada banyak dampak negatif yang mungkin bisa didapatkan anak bila dikenalkan dengan teknologi digital, sehingga sangat perlu pengawasan. Semoga kita semua mampu menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah serta melahirkan generasi-generasi terbaik harapan bangsa, negara, dan agama ke depannya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun