Mohon tunggu...
Teuku Parvinanda
Teuku Parvinanda Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati kebijakan aneh nan menyimpang yang menyengsarakan rakyat

Nulis aja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanda-tanda Seorang Hamba Mendapat Mahhabah Allah, yang Terakhir Paling Istimewa

6 September 2024   21:18 Diperbarui: 25 September 2024   19:54 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahhabah (cinta) Allah kepada hamba-Nya bukan seperti cintanya manusia yang bisa saja bertepuk sebelah tangan. "Jika seorang hamba mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya satu hasta. Jika dia mendekati-Ku satu hasta, niscaya Aku mendekatinya satu depa. Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku mendatanginya dengan berlari kecil." HR. Bukhari).

Kita beriman dan bertakwa kepada Allah untuk mendapat rahmat dan kasih sayang-Nya, mendapat mahhabah Allah. Lantas apa saja tanda-tanda kita telah mendapatkan Mahhabah dari Allah?.

Yang pertama, ketika Allah ridho terhadap amal perbuatan hamba-Nya, sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadis:

Dari Abu Hurairah ra berkata, "Bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Sesungguhnya Allah Ta'ala jika mencintai seseorang, maka Allah akan memanggil Jibril, '(Wahai Jibril) sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia,' sehingga Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril memanggil seluruh penghuni langit seraya berseru, 'Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia,' maka penghuni langit pun mencintainya, sehingga orang tersebut diterima oleh penduduk bumi." (HR. Al-Bukhari).

Tentu perbuatan yang diridhoi Allah adalah yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Setiap perbuatan yang dilakukan hamba tersebut tidak pernah lepas dari mengingat Allah, tidak pernah lepas dari pemahaman dan pengamalan setiap aturan Allah. Apa yang Allah perintahkan ia jalankan dengan sebaik-baiknya dan sesempurna mungkin, serta apa yang dilarang oleh Allah ia jauhi dalam hidupnya. Sepanjang hayatnya, ia melakukan itu semata-mata karena takut kepada Allah. Lalu Allah menyaksikannya dan kemudian Allah mencintai hamba tersebut. Ketika Allah sudah cinta, maka Allah ridho terhadap setiap amalnya.

Yang kedua, jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan senantiasa memenuhi segala permintaannya. Segala doa yang kita panjatkan, pastinya kita berharap bahwa permohonan tersebut dikabulkan. Rasulullah SAW menyampaikan dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT berfirman: "...jika Aku telah mencintainya, maka (Aku) menjadi pendengarannya, yang dengannya ia mendengar, (Aku) menjadi penglihatannya, yang dengannya ia melihat, (Aku) menjadi tangannya, yang dengannya ia berbuat, dan (Aku) menjadi kakinya, yang dengannya ia berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan, dan jika ia meminta ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni. Jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, niscaya akan Aku lindungi."

Itulah janji Allah jika pendengaran hamba-Nya selalu digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik, penglihatannya diarahkan pada hal-hal positif, langkah-langkahnya selalu menuju ke tempat-tempat yang penuh dengan keberkahan Allah. Ketika orang ini meminta kepada Allah, Allah pasti akan memberinya. Ketika ia memohon perlindungan kepada Allah, Allah akan melindunginya. Oleh karena itu, jika kita mampu menjaga lisan, pandangan, dan pendengaran hanya untuk hal-hal yang positif, berarti kita telah mendapat cinta Allah. Itulah kemuliaan yang diberikan Allah kepada seorang hamba-Nya.

Yang ketiga, Allah mencintai seorang hamba ketika hamba tersebut diberikan pemahaman dan pengamalan untuk melaksanakan agama Islam. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis: "Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah jadikan dia paham tentang agamanya." Jika kita ingin dicintai Allah, maka pahami, pelajari, dan amalkan agama yang telah Allah hidayahkan kepada kita. Semakin kita memahami dan mengamalkannya, semakin kita mencintai Allah. Semakin itu pula Allah mencintai kita.

Yang keempat, jika Allah mencintai hamba-Nya, Allah akan membukakan pintu amal saleh bagi hamba tersebut sebelum ia meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis: "Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Allah jadikan dia beramal." Para sahabat bertanya, "Apa yang dimaksud dengan 'dijadikan dia beramal'?" Rasulullah bersabda, "Dibukakan untuknya amalan saleh sebelum meninggal, hingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridho kepadanya." (HR: Imam Ahmad).

Kita tidak pernah tahu kapan kita akan wafat, itu adalah hal yang ghaib yang hanya Allah yang Maha Tahu. Jika Allah mencintai seorang hamba, Ia akan menyempurnakan amal saleh hamba tersebut sebelum meninggal dunia. Meskipun hamba tersebut tidak mengetahui kapan ajalnya tiba, Allah ingin agar hamba tersebut masuk surga.

Yang terakhir, jika Allah mencintai hamba-Nya, maka Ia akan memberikan cobaan kepadanya. Sebagaimana sabda Rasulullah: "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah menimpakan padanya musibah." (HR. Bukhari).

Beriman kepada Allah bukan berarti kita bebas dari segala musibah atau ujian. Justru, semakin kita beriman, Allah akan menguji iman kita. Allah SWT berfirman: "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan berkata, 'Kami telah beriman,' padahal mereka belum diuji lagi?" (QS. Al-Ankabut: 2).

Allah ingin mengetahui siapa yang jujur dalam imannya dan siapa yang goyah ketika diuji. Jangan khawatir dengan ujian dari Allah, karena di balik ujian itu ada pengguguran dosa dan peningkatan prestasi keimanan yang Allah berikan. Rasulullah memuji orang yang bersabar, dengan bersabda: "Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya baik. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar, dan itu pun baik baginya." (HR. Muslim).

Jika kita ingin menjadi hamba yang dicintai oleh Allah, persiapkan diri kita sebaik mungkin. Jangan lalai dalam ibadah, jangan menyia-nyiakan waktu, dan jangan mubazirkan apa yang Allah ciptakan dalam diri kita. Jaga pandangan, tangan, kaki, dan pikiran kita agar selalu berada di jalan kebenaran Allah SWT. Hal-hal demikian akan menjadi wasilah bagi Allah untuk mencintai kita semua. Wallahu'alam bissawab. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun