Andhika, pria dengan wajah tampan yang mampu meluluhkan hati siapa saja yang memandangnya, menyimpan rahasia kelam yang tak pernah terbayangkan oleh orang-orang di sekitarnya. Dalam dunia kriminalitas, dia dikenal dengan nama "Bos", sebuah julukan yang melambangkan kehebatannya dalam memimpin dan menyelesaikan aksinya dengan sempurna. Namun, di balik semua itu, ia adalah pencuri ulung, seorang pria yang telah mencuri motor sebanyak 129 kali. Dengan keahliannya, Andhika hanya membutuhkan waktu 30 detik untuk membawa kabur motor yang diincarnya.
Meski hidup dalam dunia kejahatan, Andhika memiliki prinsip yang membuatnya berbeda dari penjahat lain. Sebagian besar hasil curiannya ia bagikan kepada orang-orang miskin yang membutuhkan. Bagi mereka, Andhika adalah pahlawan tanpa jubah. Namun, bagi aparat penegak hukum, dia adalah buronan yang harus segera ditangkap.
Andhika selalu beraksi sendirian. Keheningan malam dan suara langkahnya yang pelan adalah teman setianya. Namun, pada aksi pencuriannya yang ke-130, segalanya berubah. Malam itu, Reza, sahabatnya, memaksa untuk ikut serta meski Andhika telah menolak berkali-kali.
"Tenang, Dhika. Aku cuma mau bantu," ucap Reza dengan senyum penuh percaya diri.
Mereka menemukan motor target di sebuah gang sempit. Saat Andhika tengah membongkar kunci motor, tiba-tiba seorang warga memergoki mereka.
"Pencuri! Pencuri!" teriak warga itu, memicu kerumunan.
Andhika dan Reza panik. Mereka mencoba melarikan diri, namun warga lebih cepat. Andhika berhasil kabur, tetapi Reza tertangkap. Dari kejauhan, Andhika melihat sahabatnya dikeroyok tanpa ampun. Reza berteriak memanggil namanya, namun Andhika tak mampu berbuat apa-apa.
"Lari, Dhika! Jangan pedulikan aku!" teriak Reza sebelum akhirnya tubuhnya tak lagi bergerak.
Kematian Reza menjadi momen yang mengubah hidup Andhika selamanya. Malam itu, di tempat persembunyiannya, Andhika menangis sejadi-jadinya. Bayangan sahabatnya yang tergeletak tak bernyawa terus menghantui. Penyesalan mendalam menguasai hatinya. Untuk pertama kalinya, ia merasakan beban dosa yang tak tertahankan.
Sejak malam itu, Andhika memutuskan untuk berhenti dari dunia kejahatan. Ia sering menangis memikirkan orang-orang yang telah ia renggut kebahagiaannya. Penyesalan itu terus menghantuinya, namun ia bertekad untuk menebus semua kesalahannya.
Tak lama setelah itu, Andhika menyerahkan diri ke polisi. Ia mendatangi kantor polisi dengan langkah berat, membawa daftar panjang kejahatan yang pernah dilakukannya. Polisi terkejut melihat seorang pria tampan datang untuk mengakui semua dosa-dosanya.