Gunung Sagara yang berdiri setinggi 2.132 meter di atas permukaan laut di Garut, Jawa Barat, menawarkan tantangan seru bagi para pelari trail. Dikenal karena medannya yang terjal dan pemandangannya yang menakjubkan, gunung ini menarik para petualang yang mencari ketahanan fisik dan mental. Bergabunglah dengan saya, akan menceritakan perjalanan lari trail saya yang menakjubkan ke puncak Gunung Sagara dan kembali lagi ke basecamp, selesai  6 jam.
Sebelum memulai petualangan ini, saya memastikan bahwa saya memiliki semua perlengkapan yang diperlukan: sepatu lari trail, paket hidrasi, energi bar dan cemilan . Saya memulainya pagi-pagi sekali untuk memaksimalkan cahaya matahari dan menghindari panasnya siang hari.
Bagian awal jalur ini merupakan perpaduan antara perkebunan dan hutan lebat. Udara pagi terasa segar, dan suara alam memberikan latar belakang yang tenteram saat saya memulai pendakian. Jalurnya curam dan menantang, membutuhkan navigasi yang cermat dan kecepatan yang stabil.
Setelah satu jam pertama, jalur menjadi lebih terjal, dan lereng licin. Kanopi hutan memberikan keteduhan, namun kelembapan membuat pendakian menjadi lebih melelahkan.
Saya mempertahankan kecepatan tetap, beristirahat sejenak untuk melembabkan dan mengabadikan keindahan pemandangan di sekitar saya.
Setelah melewati pos 1, pos 2, saya mencapai tempat perkemahan atau pos 3. Untuk sumber air disini lokasinya ada di pos 1. Di pos 3 saya istirahat lebih lama untuk istirahat dan mengisi bahan bakar.
Di gunung Sagara ini tempat berkemah adanya di pos 3 dan pos 4. Hanya di sekitar itu yang ada lokasi datar. Jika rencana berkemah, jangan lupa isi air dulu di Pos 1, hanya disitu ada sumber airnya.
Perjalanan terakhir menuju puncak adalah yang paling menuntut. Udaranya lebih tipis, dan jalannya lebih sempit dan curam. Kakiku terasa berat, tapi pikiran untuk mencapai puncak membuatku terus maju. Saya mengatur langkah saya dengan hati-hati, memastikan saya tidak menghabiskan cadangan energi saya.
Akhirnya, setelah berjam-jam pendakian tanpa henti, saya sampai di puncak. Pemandangan dari ketinggian 2.132 meter sungguh spektakuler. Berharap akan mendapatkan view yang indah ternyata yang didapat adalah tembok putih.
Karena memang sedang musim hujan, sepanjang perjalanan dari basecamp ke puncak diwarnai dengan hujan. Akhirnya view Telaga Bodas yang diharapkan akan terlihat dari puncak tak didapatkan.