"Berarti yang bikin orang bahagia, bukan tentang hartanya, bukan pangkat jabatannya, tapi tentang ketenangan hati yang bisa kita dapatkan di dalamnya. Semua urusan itu bermula dari hati," kata ustadz asal Garut, Jawa Barat, yang akrab disapa Aa Hilman, ini.
Dikatakan, kita harus memiliki iman, ilmu dan ikhlas  agar bisa menata hati untuk masa depan yang lebih baik. Kita boleh kehilangan apapun, asal jangan kehilangan iman di hati kita. Kita boleh diuji seberat apapun asal ada iman, ujian itu akan dapat dilalui. Orang yang punya iman tidak akan mudah rapuh hidupnya.
Mengutip surat Ali-Imran ayat 139, "Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin."
Ada tiga ciri orang yang kurang iman. Satu, masih sering gelisah dengan apa yang sudah terjadi. Dua, sering khawatir dengan yang belum terjadi. Tiga, merasa capek dan lelah dengan yang sedang dijalani. Orang yang memiliki ketiga ciri ini, hidupnya tidak akan bahagia.
Adapun ilmu untuk semakin memantapkan keimanan kita. Imam Syafei mengatakan Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang tidak merasakan pahitnya menuntut ilmu, maka ia tidak akan merasakan manisnya ilmu yang ia dapatkan."
"Perempuan harus disibukkan dengan ilmu, jika tidak akan disibukkan dengan prasangka-prasangkanya," kata ustadz di hadapan para alumni SMAN 1 Depok lintas angkatan dan masyarakat umum lainnya.
Ustadz melanjutkan, "Hidup ini tidak lama, hanya sebentar. Belajarlah ikhlas dalam menjalani semuanya. Masa depan Allah yang tahu, boleh jadi sesuatu yang paling kita benci akan menjadi cerita indah di masa depan."
Ustadz juga mengingatkan untuk tidak membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Ia juga menyampaikan agar iman terjaga baik, ada lima cara atau yang disingkat 5S, yaitu syukur, sabar, silaturahmi, sedekah dan shalat.
"Siapa yang banyak mengucapkan Alhamdulillah maka Allah akan beri nikmat yang tidak terhingga dalam hidupnya. Di balik takdir yang membuatmu menangis, pasti akan ada takdir yang membuatmu tersenyum manis," ucapnya.
Ustadz menegaskan sabar itu tidak ada batasnya, tapi kemampuan kita yang terbatas. Mengapa sabar tidak ada batasnya karena pahala orang sabar itu adalah surga. Â
***