Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Stasiun Karet Ditutup, Dilema antara Kebutuhan dan Keselamatan Penumpang

12 Januari 2025   22:37 Diperbarui: 13 Januari 2025   04:54 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ingin mengoptimalkan Stasiun BNI City, maka ia menyarankan harus ada akses yang nyaman dan aman. Terutama dari arah KH Mas Mansyur. Setidaknya akses koridor dipasangi kanopi untuk melindungi penumpang dari panas dan hujan. Bukankah itu demi kenyamanan penumpang? Khususnya untuk kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, ibu hamil, penyandang disabilitas.

Selain itu, perlu disediakan jembatan penyeberangan orang yang aman dan nyaman dengan desain inklusif dari sisi barat Jalan KH Mas Mansyur ke akses Stasiun BNI City agar pengguna KRL dan kereta bandara tidak perlu menyeberang jalan raya.

Kawan saya yang lain, Stevani Elisabeth juga membayangkan jika harus berjalan kaki dari Stasiun BNI City ke Hotel Shangri-la. Jika dari Stasiun Karet butuh waktu sekitar 10 menit saja, maka kemungkinan besar jika dari Stasiun BNI City bisa sekitar 20 atau 30 menit. Jadi lebih jauh dan lebih lama.

"Coba itu, petinggi-petinggi jalan kaki dulu dari Stasiun BNI City ke Karet dan rasain integrasi itu tadi dengan moda-moda lainnya. Apa nggak ngeluh?" katanya.

Stasiun Karet kan sebenarnya ada untuk melayani penumpang di sekitar Karet Tengsin, Mega Kuningan, dan sebagian Sudirman. Sementara Stasiun Sudirman sebagai lokasi turun penumpang di sekitar Sudirman dan Thamrin.

Ashiati, yang tinggal di Serpong, Tangerang Selatan, juga mempertanyakan mengapa Stasiun Karet yang dihapus, bukan Stasiun BNI City? Menurutnya, stasiun ini justru tumpang tindih dengan dua stasiun lainnya yang sudah ada terlebih dulu.

"Kalau menurut saya sih, mending Stasiun BNI City yang dihapus, bukan Stasiun Karet. Saya kalau harus jalan kaki, wah pegal. Faktor U juga, mau nggak mau harus naik ojek, kan lumayan ya ongkosnya," ucapnya.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menyampaikan jika Stasiun Karet digabung dengan Stasiun BNI City, pihaknya meyakini para penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal dengan keamanan yang terjamin. 

Terlebih, lokasi stasiun BNI City di Dukuh Atas sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. Itu berarti, akan memudahkan akses penumpang menunu tujuannya masing-masing.

Kalau akhirnya ditutup, ya mau bagaimana lagi? Segala kebijakan pasti ada sisi negatif dan positifnya. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun