Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Financial

Peringati Hari Ibu dan HUT ke-96 Kowani, OJK Gelar Edukasi Keuangan agar Keluarga Sejahtera Finasial

25 Desember 2024   12:50 Diperbarui: 25 Desember 2024   20:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum Kowani Nannie Hadi Tjahjanto (tengah)/dok. Kowani

Memperingati Hari Ibu dan Hari Ulang Tahun Kongres Wanita Indonesia (Kowani) ke-96, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Ibu Cerdas Keuangan, Keluarga Sejahtera Finansial", Senin 23 Desember 2024, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan RI, Jakarta.

Kegiatan edukasi ini ditujukan kepada Kowani, organisasi federasi terbesar dan terlama di Indonesia. Anggotanya terdiri dari organisasi perempuan di seluruh Indonesia. Tercatat ada 103 organisasi perempuan yang menjadi anggota Kowani.

Literasi keuangan ini bagian dari Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) terselenggara secara hybrid. Sebanyak 500 anggota Kowani hadir secara tatap muka dan lebih dari 1000 anggota Kowani hadir secara online.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan edukasi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, penting juga ditujukan kepada kelompok perempuan.

Mengapa? Karena perempuan berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kemampuan ibu sebagai "menteri keuangan di keluarga" yang mumpuni mengelola keuangan akan menentukan arah kesejahteraan keluarga.

"Ada istilah yang sekarang mendunia yang banyak menyebabkan anak-anak muda depresi, yaitu over-indebtedness. Sebenarnya kita sudah mengenal lama istilah itu, kebanyakan utang. Jadi bagaimana kita mengajarkan anak-anak supaya tidak konsumtif kalau tidak dimulai dari ibu-ibu. Makanya kenapa itu penting," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahayanya fenomena 'fear of missing out' atau fomo, terutama saat individu tergabung dalam suatu komunitas, yang mendorong masyarakat pada perilaku konsumtif.

Ketum Kowani Nannie Hadi Tjahjanto (tengah)/dok. Kowani
Ketum Kowani Nannie Hadi Tjahjanto (tengah)/dok. Kowani

Juga yang tidak kalah bahayanya yaitu 'fear of other people's opinion' atau fopo, yaitu ketakutan individu terhadap penilaian orang lain atas dirinya jika tidak memiliki barang-barang tertentu. Ini yang menyebabkan kemudian banyak orang terjebak ke dalam over-indebtedness tersebut.

"Ibu-ibu adalah SDM yang harus kita perkuat. Kalau ibu-ibu pintar, ibu-ibu terliterasi, terinklusi, bisa menggunakan produk jasa keuangan, Insya Allah ini juga salah satu program untuk pengentasan kemiskinan," lanjut Friderica yang akrab disapa Kiki ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun