"Kolaborasi ini membuktikan bahwa keberlanjutan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat luas. Dengan memberdayakan perempuan sebagai agen perubahan, kita menciptakan langkah konkret untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan," kata Dwi Astuti, Program Director Gerai Hijau.
FatHopes Tangerang yang ikut terlibat dalam program ini menjadi pihak yang menyediakan fasilitas armada, termasuk truk dan sepeda motor, yang memungkinkan pengumpulan minyak jelantah secara terorganisasi. Minyak jelantah atau minyak masak terpakai yang dikumpulkan akan didistribusikan untuk diproduksi menjadi biofuel.
Keterlibatan perusahaan yang mengumpulkan minyak jelantah untuk diproses menjadi biofuel yang ramah lingkungan, itu membuka jalan bagi masyarakat untuk melihat limbah rumah tangga tidak hanya sebagai beban, tetapi juga sebagai peluang untuk menciptakan dampak lingkungan yang positif.
"Minyak jelantah sering kali dianggap tidak berguna. Namun, melalui teknologi dan kolaborasi yang kami lakukan, kami dapat mengubahnya menjadi bahan bakar yang membantu mengurangi jejak karbon. Ini adalah contoh bagaimana tindakan kecil di tingkat lokal dapat berdampak besar secara global," terang Erna, Head of Marketing FatHopes.
Adanya inisiasi gerakan ini, kata Sigit Priambodo, ketua pelaksana kegiatan, karena perempuan relatif lebih rentan terhadap bencana dan yang paling terkena efek polusi, dan kekerasan rumah tangga perempuan. Perempuan juga menjadi pihak yang paling berdampak atas aktivitas pengelolaan sampah  mengingat aktivitas ini didominasi oleh perempuan.
"Karena itu, kita luncurkan gerakan 1000 Perempuan Pilah dan Olah Sampah agar mereka bisa menjadi contoh untuk memilah sampah dari rumah untuk dipilah  dan Kelola sehingga mempunyai nilai yang akan memberikan tambahan penghasilan untuk support keluarga," ucapnya.
Gerai Hijau, bersama mitra lainnya, juga ingin menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Dengan dukungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, program ini menjadi model bagi daerah lain dalam menciptakan solusi berkelanjutan yang menyeluruh.
Lista Hurustiati, Ketua Tim Fasilitasi CSR Tangsel dan Founder Gerai Lengkong, mengatakan, kemitraan yang solid adalah kunci dari keberhasilan program ini. Ketika berbagai pihak bersatu untuk tujuan yang sama, dampaknya menjadi lebih besar dan lebih bermakna. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, pembuat kebijakan, dan berbagai pihak terkait.
"Gagasan dan gerakan  ini dimulai dari Gerai Lengkong dan bisa menjadi contoh kegiatan untuk kota-kota lain. Dari Gerai Lengkong untuk Indonesia," tandasnya seraya menambahkan program tersebut adalah satu langkah kecil yang menciptakan resonansi besar. Menjadikan Hari Ibu sebagai momen refleksi sekaligus aksi nyata untuk keberlanjutan.
Melalui "Siap Pilah Olah Sampah" Gerai Hijau dan para mitra menunjukkan bahwa masa depan yang lebih hijau dimulai hari ini, dengan setiap langkah yang diambil bersama.
Asda 1 Tangerang Selatan, Chaerudin A. mewakili Walikota Tangerang Selatan, dalam kesempatan ini menyampaikan gerakan ini mendukung terciptanya gaya hidup berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.Â