Perjalanan suatu brand agar diterima masyarakat konsumen tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu strategi jeli dengan melihat kebutuhan masyarakat. Hasil dari strategi ini bisa cepat bisa lambat. Tidak jarang stagnan di tengah jalan. Brand yang dengan susah payah dibangun itu ibarat mati perlahan.
Di sinilah seorang CMO atau Chief Marketing Officer berperan. Dalam perusahaan, CMO ini adalah jabatan tertinggi yang bertanggung jawab untuk mengawasi seluruh aktivitas marketing. Seperti namanya, seorang CMO bertanggung jawab atas segala aktivitas pemasaran atau marketing di dalam perusahaan tempat ia bekerja.
Memangku jabatan tertinggi di bidang marketing, tentu tidak mudah. Banyak tantangan yang dihadapi. Terlebih kewenangan dalam pengambilan keputusan strategis marketing perusahaan ada di tangan seorang CMO.
Tentu saja sesuai dengan pertimbangan CEO dan Board of Directors. Ia harus memastikan bahwa brand yang dibangun tersampaikan hingga mampu melibatkan konsumen di dalamnya.
Begitu gambaran ruang diskusi GrabAds CMO Circle Indonesia bertajuk "CMO Circle Back to Campus" Rabu, 9 Oktober 2024, di The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta. Menghadirkan para CMO handal dan berbagi pengalaman bagaimana mereka menjalankan perannya dengan baik.
General Manager Personal Healthcare P&G Indonesia Maithreyi Jagannathan, menjadi narasumber dalam talkshow tersebut. Ia diundang untuk memberikan gambaran tentang model bisnis yang selama ini dijalankan, siapa pula konsumen yang menjadi targetnya, dan apa makna Omnichannel atau O2O dalam konteks brand yang dibangun.
Maithreyi memaparkan selama 30 tahun beroperasi di Indonesia, perusahaan selalu berkomitmen untuk menghadirkan produk yang aman dan berkualitas tinggi. Komitmen ini untuk  memenuhi kebutuhan konsumen dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Pihaknya juga berfokus pada inovasi untuk mengeksplorasi platform baru dalam rangka memperkuat merek di berbagai saluran. Dengan cara ini perusahaan berupaya memahami kebiasaan dan kebutuhan konsumen. Termasuk kebiasaan mereka dalam mengakses informasi dan mengkonsumsi media.
Tidak hanya itu saja. Pihaknya juga menyusun strategi saluran yang terintegrasi dalam memperkuat brand awareness. Menurutnya strategi ini sangat penting. Bagaimana menganalisis perjalanan dan pengalaman konsumen dalam berbagai saluran media.Â
"Media apa saja yang digunakan, informasi apa saja yang dicari, di mana mereka membeli produk, Â bagaimana proses pembelian tersebut berlangsung, dan lain-lain, perlu kita cermati agar sesuai dengan karakteristik brand yang akan ditampilkan," ucapnya.
Menariknya, Indonesia memiliki banyak insight lokal dari berbagai konsumen. Insight lokal inilah yang selalu menjadi highlight perusahaan. Semisal, untuk produk sampo Head & Shoulders dengan tajuk #KalemPakeHelm, itu dikembangkan berdasarkan insight lokal.
Berdasarkan insight lokal itu, perusahaan mendapatkan data bahwa ada sekitar 70 persen populasi warga Indonesia yang mengalami permasalahan kulit kepala. Namun, dari 70 persen itu hanya 40 persen saja yang telah menggunakan produk antiketombe. Perusahaan melihat data ini ada peluang pasar untuk dijajagi.
Insight lainnya, perusahaan juga melihat terdapat sekitar 140 juta unit kendaraan bermotor beredar di Indonesia. Nah, perusahaan melihat para pengendara motor ini juga rentan mengalami permasalahan kulit kepala. Hal inilah yang menginisiasi P&G membuat kampanye #KalemPakeHelm berkolaborasi dengan Grab.
Maithreyi menjelaskan kampanye itu ditujukan kepada pengemudi sepeda motor yang menggunakan helm dalam waktu lama. Para pengemudi ini sering terpapar sinar matahari, keringat, bahkan polusi. Keadaan-keadaan yang membuat mereka berisiko lebih tinggi mengalami masalah kulit kepala. Menggunakan helm memang terlihat aman, namun dalam durasi lama ternyata bisa menimbulkan masalah kulit kepala.
"Kami menyadari, ini menjadi peluang yang tepat dalam membangun merek untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Fokus kami adalah pada insight lokal dan pemahaman tentang perilaku konsumen di Indonesia. Kemitraan dengan Grab juga membuat kami mampu memanfaatkan berbagai platform untuk menjangkau audiens yang lebih luas," paparnya.
Agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen, perusahaan pun menggandeng banyak Key Opinion Leader (KOL) dan influencer. Berkolaborasi untuk menciptakan konten yang relevan, khususnya yang ditujukan bagi pengemudi sepeda motor.
"Kami juga memanfaatkan fitur GrabAds untuk memudahkan konsumen dapat langsung membeli produk P&G melalui GrabMart. Kami barengi juga dengan membagikan 10.000 produk Head & Shoulders Lemon Fresh wangi baru dan 1.700 helm kolaborasi secara spesial kepada para mitra pengemudi Grab," terangnya.
Menurutnya, perencanaan secara menyeluruh di ekosistem ini memberikan kesempatan bagi brand untuk hadir di berbagai situasi yang dialami oleh para pengemudi sepeda motor. Dengan cara ini, pihaknya pun banyak mendapat sentimen positif sehingga kampanye ini juga berhasil meraih penghargaan eksternal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H