Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mau Pulang Naik Kereta di Jam Sibuk tapi Ingin Dapat Duduk? Begini Cara Saya

5 Oktober 2024   12:18 Diperbarui: 5 Oktober 2024   12:21 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak apa-apa berdiri, tidak apa dalam keadaan lelah, dan tidak berharap dapat duduk karena semuanya juga dalam keadaan lelah. Terpenting cepat sampai rumah. Titik! Kalau penumpang skala prioritas, mungkin jadi pengecualian.

Kalau dulu, zamannya masih ada kereta ekonomi, ada cara agar saya bisa duduk di kereta saat jam pulang kerja. Ya apalagi kalau bukan menunggu kereta yang hanya sampai Stasiun Manggarai lalu balik lagi ke arah Stasiun Bogor. Cuma, ya begitu, peminatnya banyak. Jadi nasib-nasiban bisa dapat duduk. Saling rebut dan saling sodok. Jadwalnya juga tidak sepasti di saat sekarang ini.

Suasana di Stasiun Manggarai (dokumen pribadi)
Suasana di Stasiun Manggarai (dokumen pribadi)

Cara lainnya dengan ikut naik kereta yang ke Stasiun Jakarta Kota sebagai stasiun akhir dari Stasiun Manggarai. Kebetulan kantor saya ada di sekitar Pulogadung, Jakarta Timur. Saya pulang biasanya dari Stasiun Manggarai. 

Biasanya, penumpang yang ke arah Stasiun Jakarta Kota tidak ramai penumpang. Jadi ketika ada penumpang yang turun masih bisa dapat duduk, meski juga harus berprinsip "siapa cepat, dia yang dapat".

Sesampainya di stasiun akhir, saya tidak turun, baru melanjutkan perjalanan ke arah Stasiun Bogor dengan kereta yang sama. Tidak apa-apa menunggu jeda agak lama. Tidak apa-apa juga sampai rumah lebih lambat dari biasanya. Terpenting, saya dapat duduk. Syukur-syukur bisa bobo cantik.

***

Zaman sudah berubah, tahun demi tahun berganti, jumlah penumpang semakin bertambah. Meski stasiun dan kereta sudah berbenah menjadi lebih nyaman, namun yang namanya "fenomena" kepadatan penumpang ya sama saja. Terutama di jam-jam sibuk pulang kerja.

Dari peron hanya sampai 10 gerbong lalu diperpanjang menjadi 12 gerbong, kalau di jam sibuk, penumpang padat ya padat aja. Tidak ada pengaruhnya. Mau direkayasa sekalipun, kalau di jam sibuk, ya sulit terurai. 

Terlebih jika kereta yang beroperasi hanya 8 gerbong. Ya bersiap-siap saja "terjepit di antara ketiak para penumpang yang bergelantungan". Jangankan 8 gerbong, yang 10 atau 12 gerbong pun demikian. Jadi bisa dibayangkan kepadatan penumpang di kereta 8 gerbong.

Lalu, bagaimana caranya biar bisa duduk dalam perjalanan pulang ke rumah? Dalam kondisi lelah, bisa duduk di kereta itu sesuatu banget. Ibarat seteguk air di padang pasir. Apalagi kalau bisa tidur sejenak. Melegakan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun