Ia menambahkan, anemia tidak hanya terjadi pada perempuan. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi anemia pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 15,5%. Namun, perempuan memang beresiko tinggi mengalami anemia dibandingkan dengan laki-laki. Karena, selama menstruasi tingkat hemoglobin (Hb) pada perempuan mengalami penurunan sebanyak 9,2%.
Sementara untuk ibu hamil, dr. Linda mengingatkan, pada trisemester kedua dan ketiga menjadi waktu krusial untuk pemenuhan zat besi. Pada trisemester pertama, biasanya perempuan hamil cenderung mengalami mual-mual dan sulit mengonsumsi makanan.
Agar zat besi yang didapat dari asupan makanan tidak sia-sia, ia juga menyarankan agar mengonsumsi protein sebagai salah satu pendukung penyerapan makanan. Perhatikan juga makanan anti-nutrisi seperti tanin yang terkandung dalam kopi dan teh, sebaliknya konsumsi vitamin c untuk membantu penyerapan nutrisi.
"Jadi, kalau mau ngopi atau ngeteh atau minum susu jangan sambil makan. Tunggu beberapa jam setelah malam, baru lanjut dengan aktivitas ngopi atau ngeteh. Karena sifat kopi dan teh itu mengandung tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi di usus. Karena itu setelah makan tunggu 2 jam baru minum teh, kopi, susu," jelasnya.
Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Weni Kusumaningrum, juga mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Sangobion lewat kampanye #UbahCerita.
Dikatakan, pesan kampanye ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberikan edukasi mengenai pentingnya memastikan asupan zat besi yang cukup dengan mengonsumsi tablet tambah darah. Terkhusus kepada para remaja putri dan perempuan usia produktif.
"Kami melihat kampanye ini juga menghadirkan komunikasi yang inovatif dan efektif dalam menyebarluaskan informasi tentang gejala anemia kepada generasi muda. Dari kampanye ini, kami berharap para perempuan Indonesia sudah semakin sadar akan pentingnya memenuhi kebutuhan zat besi untuk mencegah anemia terutama saat menstruasi," ucapnya.
Amel Carla termasuk orang yang menganggap letih, lesu, lemah saat menstruasi adalah hal biasa. Ternyata, anggapannya ini salah. Ia baru menyadari jika kondisi tersebut disepelekan dapat berpotensi menyebabkan anemia.
"Terlebih jadwal aktivitas aku yang cukul padat juga memaksa aku harus tetap aktif pada kondisi apapun, sehingga sering menghiraukan hal tersebut. Sekarang aku sudah paham, dan sudah rutin minum suplemen zat besi dengan multivitamin dan mineral Sangobion," ucapnya.
Sebagai generasi muda, yang juga seorang perempuan, dirinya berharap kampanye #UbahCerita ini memberikan manfaat kepada perempuan Indonesia, terutama generasi muda untuk lebih menaruh perhatian lebih ke pola hidup sehat dan pentingnya menjaga asupan zat besi dalam tubuh.
Maithreyi Jagannathan, General Manager Personal Health Care P&G Indonesia, mengatakan, kampanye ini hadir untuk mengedukasi perempuan Indonesia agar tidak lagi menganggap remeh bahkan menormalisasi gejala anemia seperti rasa lelah, pusing kunang-kunang, dan wajah pucat yang sering dialami ketika sedang menstruasi.