Tahu tidak, satu dari tiga perempuan dewasa Indonesia dalam keadaan anemia atau kurang darah karena kekurangan zat besi? Ini adalah gangguan darah yang ditandai dengan jumlah sel darah merah yang rendah atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.
Sel darah merah memiliki kandungan protein berzat besi yang disebut hemoglobin. Hemoglobin ini berfungsi untuk mengikat dan menyalurkan oksigen untuk sel-sel tubuh.Â
Pada kondisi anemia, jumlah sel darah merah dan hemoglobin berkurang. Efeknya oksigen tidak tersuplai dengan baik dan penderita mengeluh lemas dan pucat.
Kondisi ini "semakin parah" jika perempuan mengalami menstruasi. Meski menstruasi adalah hal lumrah bagi perempuan -- karena setiap bulan mengalaminya, namun menjadi sesuatu masalah jika perempuan tersebut terkena anemia.Â
Maka tidak heran, ketika perempuan menstruasi, ia akan terlihat lemah, lesu, mudah lelah dan wajah pucat. Karena ia tidak menyadari dirinya terkena anemia, maka kondisi yang lemah, lesu, dan lelah itu kerap diabaikan. Dianggapnya itu hal yang biasa terjadi saat menstruasi. Padahal, tidak demikian.
Begitu persoalan yang mengemuka dalam kampanye terbaru Sangobion Perempuan Indonesia Berani #UbahCerita, Kamis 29 Agustus 2024, di Jakarta.
Hadir sebagai narasumber yaitu dr. Linda Lestari, Sp.OG (Spesialis Kebidanan dan Kandungan), Weni Kusumaningrum (Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan), dan Amel Carla, artis yang juga konten kreator.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Linda Lestari, Sp.OG menjelaskan, ketika tubuh mengalami kondisi anemia akibat kekurangan zat besi, suplai oksigen pada tubuh mengalami penurunan. Terutama  pada saat menstruasi. Maka muncullah gejala seperti lelah, pusing kunang-kunang, dan wajah pucat yang dapat mengganggu produktivitas.
Karena itu, tegasnya, penting untuk mengonsumsi zat besi guna meningkatkan kadar sel darah merah pada tubuh. Kandungan zat besi juga terdapat pada beberapa bahan makanan seperti hati ayam, daging merah dan bayam. Tidak lupa ditambahkan dengan suplemen zat besi yang dilengkapi dengan vitamin C guna membantu penyerapan zat besi lebih optimal.
"Kampanye seperti #UbahCerita ini, menurut saya, langkah yang baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Terutama perempuan yang mengalami menstruasi setiap bulan. Pencegahan anemia defisiensi zat besi dimulai dari menjaga pola hidup yang sehat dengan rutin mengonsumsi suplemen zat besi dengan multivitamin dan mineral," terangnya.
Ia menambahkan, anemia tidak hanya terjadi pada perempuan. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi anemia pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 15,5%. Namun, perempuan memang beresiko tinggi mengalami anemia dibandingkan dengan laki-laki. Karena, selama menstruasi tingkat hemoglobin (Hb) pada perempuan mengalami penurunan sebanyak 9,2%.
Sementara untuk ibu hamil, dr. Linda mengingatkan, pada trisemester kedua dan ketiga menjadi waktu krusial untuk pemenuhan zat besi. Pada trisemester pertama, biasanya perempuan hamil cenderung mengalami mual-mual dan sulit mengonsumsi makanan.
Agar zat besi yang didapat dari asupan makanan tidak sia-sia, ia juga menyarankan agar mengonsumsi protein sebagai salah satu pendukung penyerapan makanan. Perhatikan juga makanan anti-nutrisi seperti tanin yang terkandung dalam kopi dan teh, sebaliknya konsumsi vitamin c untuk membantu penyerapan nutrisi.
"Jadi, kalau mau ngopi atau ngeteh atau minum susu jangan sambil makan. Tunggu beberapa jam setelah malam, baru lanjut dengan aktivitas ngopi atau ngeteh. Karena sifat kopi dan teh itu mengandung tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi di usus. Karena itu setelah makan tunggu 2 jam baru minum teh, kopi, susu," jelasnya.
Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Weni Kusumaningrum, juga mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Sangobion lewat kampanye #UbahCerita.
Dikatakan, pesan kampanye ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberikan edukasi mengenai pentingnya memastikan asupan zat besi yang cukup dengan mengonsumsi tablet tambah darah. Terkhusus kepada para remaja putri dan perempuan usia produktif.
"Kami melihat kampanye ini juga menghadirkan komunikasi yang inovatif dan efektif dalam menyebarluaskan informasi tentang gejala anemia kepada generasi muda. Dari kampanye ini, kami berharap para perempuan Indonesia sudah semakin sadar akan pentingnya memenuhi kebutuhan zat besi untuk mencegah anemia terutama saat menstruasi," ucapnya.
Amel Carla termasuk orang yang menganggap letih, lesu, lemah saat menstruasi adalah hal biasa. Ternyata, anggapannya ini salah. Ia baru menyadari jika kondisi tersebut disepelekan dapat berpotensi menyebabkan anemia.
"Terlebih jadwal aktivitas aku yang cukul padat juga memaksa aku harus tetap aktif pada kondisi apapun, sehingga sering menghiraukan hal tersebut. Sekarang aku sudah paham, dan sudah rutin minum suplemen zat besi dengan multivitamin dan mineral Sangobion," ucapnya.
Sebagai generasi muda, yang juga seorang perempuan, dirinya berharap kampanye #UbahCerita ini memberikan manfaat kepada perempuan Indonesia, terutama generasi muda untuk lebih menaruh perhatian lebih ke pola hidup sehat dan pentingnya menjaga asupan zat besi dalam tubuh.
Maithreyi Jagannathan, General Manager Personal Health Care P&G Indonesia, mengatakan, kampanye ini hadir untuk mengedukasi perempuan Indonesia agar tidak lagi menganggap remeh bahkan menormalisasi gejala anemia seperti rasa lelah, pusing kunang-kunang, dan wajah pucat yang sering dialami ketika sedang menstruasi.
"Gejala anemia seperti rasa lelah, pusing kunang-kunang , hingga wajah pucat  yang perempuan alami ketika menstruasi sering dianggap sebagai hal yang biasa. Padahal, kondisi tersebut dapat terjadi karena kekurangan darah," katanya.
Memahami akan kebutuhan asupan yang lengkap untuk mencegah kondisi anemia, Sangobion terus berinovasi sebagai suplemen zat besi yang turut dilengkapi dengan kandungan multivitamin dan mineral untuk membentuk kesehatan darah yang optimal.
"Produk-produk Sangobion juga telah tersertifikasi halal dan menjadi merek yang paling direkomendasikan untuk anemia karena kekurangan zat besi," ucapnya.
Setidaknya hal itu dibuktikan hasil studi klinis SANOIN yang menunjukkan suplemen zat besi dengan multivitamin dan mineral di Sangobion dapat meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb) dalam 14 hari. Selain itu, memulihkan gejala anemia defisiensi zat besi dalam 30 hari, sehingga meningkatkan kualitas hidup perempuan.
"Kami percaya perempuan Indonesia dapat terhindar dari anemia sehingga dapat tetap beraktivitas dan produktif dalam kondisi apapun mengonsumsi suplemen zat besi yang dilengkapi dengan multivitamin dan mineral penambah darah secara rutin," tuturnya.
Anemia menjadi konsern perusahaan karena anemia "menyasar" berbagai kelompok usia, mulai dari umur di bawah 12 tahun, remaja, hingga dewasa, terutama perempuan yang mengalami menstruasi setiap bulannya.
Sangobion ingin mengajak perempuan Indonesia untuk berani #UbahCerita dengan memastikan bahwa mereka telah mencukupi kebutuhan zat besi hariannya, sehingga mereka  dapat tetap beraktivitas dan berkarya secara optimal tanpa gejala anemia, terutama saat menstruasi.
"Melalui kampanye ini, kami berharap edukasi yang disampaikan dapat memberikan pemahaman kepada perempuan Indonesia mengenai gejala anemia hingga solusi penanganan yang tepat."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H